BETUL-BETUL KEJI!!! Dendam Bertubi Jagal Pasutri, Prarekonstruksi Gambarkan Sadisnya Pembantaian

pembantai pasutri
SEMPAT BERKELIT: Aji alias Utuh Zenit, pelaku pembunuhan pasutri di Palangka Raya saat menjalani prarekonstruksi, Minggu (9/10). (DODI/RADAR SAMPIT)

Setelah memastikan wanita itu tewas, Aji melihat Yendi ternyata masih hidup. Pelaku yang sudah kesetanan kembali menebaskan parang dua kali untuk memastikan kematian orang yang membuatnya sakit hati itu.

Tebasan parang yang sempat mengenai dinding membuat anak korban, My, yang berada di ruangan lain mendengar dan mendatangi kamar bertanya pada ayahnya. ”Kenapa Pah,” kata My, saat itu.

Bacaan Lainnya

Pelaku yang melihat anak korban, kembali mengambil parangnya yang berlumur darah, lalu mengejar remaja tersebut. Sadar maut mengintainya, My langsung melarikan diri hingga lolos dari kekejaman pelaku.

Pelaku kemudian keluar rumah dan memasang kembali pakaiannya. Parang yang digunakan untuk membunuh itu dibuang di saluran air di Jalan Seth Adji. Dia lalu pulang ke rumahnya di Jalan Stroberi.

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Eko mengatakan, pelaku pembunuhan pasutri tersebut ditangkap tanpa perlawanan. Beberapa barang bukti yang diamankan di antaranya, parang, pakaian yang digunakan saat beraksi, dan motor.

Baca Juga :  Gencar Razia Prokes, Sisir Lokasi Rawan

Menurut Eko, pelaku tega menghabisi korbannya karena beberapa alasan, yakni masalah pekerjaan yang dijanjikan korban yang tidak jelas kabarnya; pelaku yang merasa sering di-bully; dan dua telepon genggam pelaku yang digadaikan tidak jelas kapan akan dikembalikan.

”Tersangka dendam hingga akhirnya merencanakan pembunuhan,” ujar Eko.

Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso mengatakan, pelaku ditangkap Sabtu (8/10) lalu di Jalan Stroberi. Saat itu dia sedang menjemur pakaian.

”Dengan menggunakan crime scene investigation berdasarkan berbagai petunjuk dan alat bukti, berhasil mengamankan pelaku,” katanya.

Pelaku dan korban sudah kenal sejak 2016. Keduanya sebenarnya akrab. Penelusuran Radar Sampit terhadap media sosial korban dan pelaku, cukup memperlihatkan kedekatan keduanya.

Namun, menurut Budi, pelaku mengaku korban dan istrinya sering merundungnya dengan panggilan ”negro”. Hal itu juga yang memicu sakit hati pelaku.

”Sakit hati pelaku nambah, karena dua ponsel pelaku digadaikan korban, tetapi uangnya tidak diserahkan,” katanya.



Pos terkait