Digempur dari Darat dan Udara, Api Mengamuk di Wilayah Perkotaan

Bau Asap Kian Menyengat Mulai Mendera Sampit

karhutla sampit
BERJIBAKU: Sejumlah personel BPBD Kotim masih berjuang memadamkan kobaran api di Jalan Ir Soekarno hingga malam, Rabu (16/8/2023).

SAMPIT, radarsampit.com – Bau asap kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sampit, kian menyengat dan mulai mengganggu pernapasan warga. Asap jelas tercium saat menjelang tengah malam hingga dini hari di sejumlah kawasan Kota Sampit, terutama di wilayah kecamatan yang terdapat kebakaran lahan.

”Saat pulang kerja malam hari, asapnya sangat menyengat. Saya sampai pusing,” ujar Doni, warga Baamang, Rabu (16/8).

Bacaan Lainnya

Menurut Doni, jika kebakaran lahan terus terjadi, asap bakal semakin menebal dan mengganggu jarak pandang. Dia berharap tim petugas pemadam di lapangan mampu mengendalikan api agar bencana asap seperti 2019 lalu tak terulang.

Sementara itu, di wilayah Sampit, dua kecamatan jadi sasaran karhutla, yakni Baamang dan Ketapang. Diduga kuat kebakaran tersebut disengaja untuk membersihkan lahan.

”Entah kenapa belakangan ini api semakin banyak di wilayah perkotaan. Dalam seminggu terakhir ini terjadi di sekitar permukiman kami,” kata Abdi, warga Baamang yang tinggal di salah satu perumahan.

Baca Juga :  Radar Sampit Pererat Silaturahmi dengan Pemkab Seruyan

Beruntungnya, kata dia, respons cepat BPBD Kotim bisa memadamkan api tersebut. Jika tidak, bisa saja membakar permukiman warga.

”Sebelumnya ada di Wengga Metro, kemudian di Bumi Raya II dan Bumi Raya I. Kebakaran juga terjadi di Jalan Jaksa Agung,” ujarnya.

Berbeda dengan wilayah perkotaan, kebakaran di kawasan yang jauh dari perkotaan membuat warga siaga. Ardi, warga Kecamatan Cempaga mengatakan, dalam sepekan terakhir mereka harus bermalam di hutan dan kebun. Pihaknya memilih cara demikian untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran di lahan mereka.

”Saya bersama teman ada sekitar lima orang, sudah seminggu berjaga dan tidur di hutan. Urusan makanan dan minum cukup seadanya, yang penting api tidak ada membakar hutan dan lahan di sekitar kebun kami,” katanya.

Sementara itu, upaya pemadaman mulai dimaksimalkan melalui udara menggunakan helikopter pengebom air. ”Selain oleh personel yang langsung ke lokasi yang bisa dijangkau, kami juga meminta bantuan pemadaman menggunakan water bombing,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam.



Pos terkait