Drama Kelam Lingkar Selatan Berujung Pemangkasan Anggaran Besar-besaran di Urat Nadi Perekonomian 

perbaikan jalan
PERBAIKAN JALAN :  Operator sedang bergerak maju mundur melakukan perbaikan perataan Jalan Moh Hatta Jalur lingkar selatan ke arah Bundaran KB, Sabtu (9/3/2024). (Istimewa)

Catatan Radar Sampit, jalan lingkar selatan Kota Sampit merupakan ruas strategis yang menjadi urat nadi perekonomian. Jalur itu dikhususkan bagi kendaraan angkutan berat perusahaan yang bebannya melebih tonase jalan umum agar tak melintasi jalanan dalam Kota Sampit.

Kendati menjadi ruas strategis, jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah itu belum juga beres hingga pergantian kepemimpinan tahun 2025.

Bacaan Lainnya

Selama beberapa tahun belakangan, jalan tersebut berkutat pada kerusakan yang tak berkesudahan. Jadi keluhan para sopir, terutama saat musim hujan.

Tak ingin mengambil risiko, para sopir ramai-ramai melintasi jalanan dalam Kota Sampit yang dinilai lebih aman dan nyaman. Alhasil, jalanan kota yang sempit dengan kualitas yang tak diperuntukkan bagi angkutan berat, harus menanggung beban berlebihan.

 

Baca Juga :  Platform Merdeka Mengajar (PMM) Jadi Dasar Pemberian TPP  

Sorotan Tahunan

Kisah-kisah kerusakan jalan kota yang dikaitkan dengan seringnya lintasan angkutan berat, nyaris selalu mengemuka setiap tahun. Wakil rakyat di DPRD Kotim silih berganti menyoroti kondisi tersebut dan mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab.

Bima Santoso, anggota Komisi IV DPRD Kotim periode 2019-2024, pada Agustus 2022 lalu pernah mengatakan, belum jelasnya penanganan jalan lingkar selatan berpotensi membuat amarah warga memuncak.

Pasalnya, selama ruas itu rusak parah, angkutan berat bakal terus melenggang dalam Kota Sampit. Bima menuturkan, kegelisahan masyarakat semakin tidak terbendung. Apalagi angkutan yang melintas berbobot besar. Di atas 10 ton.

Bahkan, ada yang sampai sekitar 18 ton. Monster jalanan tersebut akan semakin menambah kerusakan jalan kota serta sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.

”Jangan sampai masyarakat yang turun tangan mengambil tindakan, karena masyarakat yang merasa kesulitan kalau jalan dalam kota rusak,” tegasnya.

Pemkab Kotim bukannya berpangku tangan. Berkali-kali pemerintah mengajak perusahaan untuk bersama-sama memelihara agar ruas itu tetap fungsional.

Baca Juga :  Bersiap Tebar Uang Jelang Pencoblosan? Nggak Bahaya Tah?

Meski kesepakatan terealisasi, namun ketahanan jalan dari upaya penimbunan tak sampai setengah tahun. Lubang kerusakan selalu menghiasi jalan tersebut di beberapa titik.



Pos terkait