Fenomena Ganjil Wakil Rakyat Kotim, Makin Gencar Dinas Luar, Paripurna Dikebut Sehari Tiga Kali

dprd kotim
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

SAMPIT, radarsampit.com – Kinerja wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur dikeluhkan sejumlah kalangan. Pasalnya, para legislator tersebut dinilai jarang di tempat, lebih gencar melakukan kegiatan dinas luar menjelang Pemilu 2024. Fenomena itu juga diakui Ketua DPC Partai Demokrat Kotim HM Jhon Krisli.

”Menurut pengamatan saya, wakil rakyat kita memang cenderung jarang di tempat. Mereka paling Senin Selasa di kantor, selebihnya bepergian keluar daerah,” kata Jhon Krisli.

Bacaan Lainnya

Mantan Ketua DPRD Kotim ini tidak menampik anggota fraksinya pun berperilaku demikian. Dia menegaskan agar memprioritaskan penyelesaian surat dan aspirasi masyarakat yang masuk ke lembaga tersebut.

”Saya sampaikan bahwasannya kewajiban utama ini adalah menyelesaikan aspirasi warga yang masuk secara resmi ke lembaga supaya tidak diabaikan,” kata Jhon.

Akibat sering keluar daerah, lanjut Jhon, tidak heran DPRD belakangan ini kerap menggelar rapat paripurna sampai tiga kali dalam sehari. Kondisi itu mengundang banyak pertanyaan banyak pihak.

Baca Juga :  Udara Kalimantan Tengah Makin Tak Sehat

”Belakangan ini pun yang banyak dikritik, kenapa DPRD mulai mengubah pola dengan ada jadwal paripurna tiga kali sehari. Apakah ada hal yang memaksa? Banyak juga anggapan bahwa itu karena hari berikutnya para wakil rakyat akan melakukan kegiatan dinas luar. Saya sampaikan itu ke fraksi kami untuk bisa mengurangi hal-hal demikian dan lebih banyak turun ke masyarakat, khususnya dapilnya masing-masing,” katanya.

Menurutnya, pada periode mereka sebelumnya, paripurna bisa digelar dalam sehari tiga kali jika sudah mendekati batas akhir. Misalnya, paripurna LKPj ataupun APBD Kotim. ”Jika tidak ada hal mendesak, ya semuanya berjalan normal saja,” katanya.

Keluhan terhadap kinerja DPRD Kotim sebelumnya juga disampaikan masyarakat Desa Tumbang Ramei, Kecamatan Antang Kalang. Mereka mempertanyakan keseriusan wakil rakyat mempertahankan hutan di wilayah desa mereka. Warga merasa berjuang sendiri dibantu aktivis lingkungan hidup untuk melawan ekspansi perusahaan perkebunan PT Bintang Sakti Lenggana. (ang/ign)



Pos terkait