Perusak hubungan rumah tangga bukan hanya karena masalah perselingkuhan. Contohnya pada pernikahan John Dori dan Lady Sandi.
Lama mengarungi bahtera rumah tangga, Lady merasa bosan. Kehidupannya dirasa datar-datar saja. Tidak ada perubahan.
Kerjaannya mengurus rumah dan melayani suami. Apalagi anak-anaknya juga sudah besar.
Tinggal mereka berdua di rumah. Anaknya sudah sibuk dengan pekerjaan masing. Pulang pun hanya sesekali.
Kelihatannya hubungan keluarga mereka memang adem ayem. Terlihat bahagia tak pernah ada masalah.
Tapi di dalamnya berkebalikan. Ada tekanan batin yang selalu dipendam ibu tiga anak ini. Usianya sudah menginjak setengah abad.
Begitu pula suaminya, John Dori yang sudah berumur 53 tahun. Tapi John masih sering minta jatah pada istrinya. Sementara Lady sudah tak sanggup melayani. “Ya bayangin aja setiap hari minta, yo aku nggak kuat,” ungkap Lady.
Meski sudah bisa dibilang sepuh, nafsu suaminya masih tinggi. Hasratnya untuk bercinta masih menggebu. Karena itu, Lady seringkali terpaksa melayani. Tentu saja karena hal itu menjadi kewajibannya. Khawatirnya kalau tidak dituruti, malah nyari wanita idaman lain (WIL) di luar. “Daripada jajan ning njobo, aku trimo ngalah (daripada jajan diluar, aku mengalah),” imbuhnya.
Terus dipaksakan nyatanya membuat Lady tak kuat. Batinnya tersiksa, begitu pula fisiknya remuk. Alhasil Lady sering sakit-sakitan. “Wis tuo kan yo ringkih, dipaksa terus ra kuat (sudah tua kan ya lemah, dipaksa gak kuat,” akunya.
Akhirnya rumah tangga yang sudah berjalan selama 29 tahun ini ambyar. Nyatanya lama pernikahan tak menjamin pasangan saling memahami.
Kini pernikahan John dan Lady tinggal kenangan. Sidang perceraian mereka di Pengadilan Agama telah usai. Meski sempat cekcok karena John tak ingin bercerai, Lady akhirnya bisa menang. Lepas dari jeratan John Dori. “Alhamdulillah lega, resmi pisah,” tandasnya. (kap/ton)