Jaga Budaya Asli Dayak, Event Besar Ini Dilaksanakan

puimpung hai suku dayak
JAGA BUDAYA: Pelaksanaan event seni budaya Pumpung Hai dan Festival Dayak di Kota Palangka Raya, Rabu (27/7). (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Event besar masyarakat Dayak berupa Pumpung Hai dan Festival Dayak resmi digelar di Kota Palangka Raya. Kegiatan untuk menjaga budaya asli Dayak tersebut dihadiri perwakilan dari Kaltim, Kalsel, hingga Kalimantan Utara. Dilaksanakan selama empat hari pada 27 – 31 Juli.

Berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, di antaranya parade seribu dohong sebagai senjata tertua Suku Dayak, tarian, hingga pergelaran UMKM. Giat dimulai dengan pawai karnaval adat dan pertunjukan ritual adat di Bundaran Besar Palangka Raya, Rabu (27/7). Lalu dirangkai festival adat di arena pameran Temanggung Tilung hingga bazar serta pameran budaya.

Bacaan Lainnya

Kegiatan itu dibuka Ketua Harian DAD Kalteng Elia Embang yang mewakili Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran.Dia mengatakan, event tersebut merupakan wujud menjaga budaya Dayak se-Kalimantan dengan memperkenalkan Pumpung Hai, yang artinya pertemuan besar dalam persatuan, perdamaian, dan keramahan masyarakat Dayak.

Baca Juga :  Setang Motor Macet, Pelajar Kota Palangka Raya Terjun Bebas ke Sungai

”Ini patut dibanggakan. Sebagai bentuk komitmen bersama membangkitkan semangat kebudayaan daerah dan mengingat kembali tonggak sejarah Dayak,” ujarnya.

Ketua panitia kegiatan Andreas Junaidy mengatakan, dalam rangkaian event budaya itu, ada peragaan seribu dohong. ”Jadi, ini bentuk komitmen kami menjaga kelestarian dan keluhuran adat Dayak. Makanya kami tampilkan dohong sebagai senjata bela diri jarak dekat. Kami ingin lebih memperkenalkan hal itu, selain sebagai benda pusaka,” jelasnya.

Junaidy menambahkan, event tersebut untuk mempersatukan masyarakat Dayak, menjaga kebudayaan, dan menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa Dayak memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat erat, harmonis, dan bertoleransi tinggi.

Wakil Presiden MADN Rahmad Nasution Hamka mengatakan, Pumpung Hai diharapkan menjadi event tahunan dan agenda rutin. Hal itu sebagai bentuk warga Dayak se-Kalimantan menjaga budaya dan harkat serta martabatnya.

”Diharapkan bisa jadi agenda rutin dan ke depan bisa mengundang seluruh tokoh adat di Pulau Borneo ini. Termasuk dari Sabah, Serawak, dan Brunei,” ujarnya.



Pos terkait