Artinya, kata Samsul, para pengedar sabu sudah ada di sekitar kita dan mengancam para generasi muda dan keluarga kita. Apalagi sesuai pengakuan tersangka, target sasaran mereka adalah para pekerja kebun sawit yang berdalih menggunakan sabu sebagai doping.
Sementara saat ditanya wartawan, tersangka S mengaku nekat mengedarkan sabu-sabu karena alasan ekonomi.
Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir truk tronton itu terpaksa menjual barang haram karena sudah 4 bulan tidak bekerja, sehingga tak ada pemasukan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Ia pun akhirnya nekat mengedarkan sabu karena tergiur keuntungannya yang bisa dua kali lipat. Karena selain untuk biaya hidup, ia juga butuh sabu untuk dipakai sendiri.
Ia bahkan menyiapkan satu kamar khusus di rumahnya berisi lengkap dengan peralatan nyabu jika ada teman atau pelanggannya butuh tempat untuk mengisap sabu dengan aman.
“Profesi saya sopir, tapi sudah 4 bulan tidak ada kerjaan. Saya ditelpon orang yang katanya mengenal saya, tapi saya tidak kenal dan menawari barang itu (sabu), hasil penjualan untuk biaya hidup dan dipakai sendiri,” ujar pelaku S. (mex/fm)