SAMPIT, radarsampit.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengakibatkan kabut asap menyelimuti Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sudah sepatutnya menjadi perhatian masyarakat dan semua pihak.
“Ayolah tingkatkan kepedulian sesama masyarakat. Kita tidak bisa menyalahkan dan mempertanyakan siapa yang harus berbuat. Tapi bagaimana kita membangun sinergi kepada masyarakat dan semua pihak untuk sama-sama menjaga agar tidak sampai terjadi kebakaran,” kata Susilo, Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kotim, Kamis (7/9/2023).
Masyarakat yang bekerja sebagai petani tidak lagi bisa menggunakan cara lama, yakbu membuka lahan dengan cara membakar. Musim kemarau memudahkan kebakaran lahan terjadi dimana-mana. Diduga kasus kebakaran lahan karena unsur kesengajaan. ”Cara zaman dulu tidak bisa diterapkan di zaman sekarang, karena kondisi alam sudah berbeda,” katanya.
Sebagaimana diketahui, bencana karhutla sudah terjadi secara intens setiap hari sejal awal Agustus hingga minggu pertama September ini. Kabut asap pada pagi hari mulai mengganggu jarak pandang pengendara. Aroma asapnya pun sudah tercium sampai ke rumah.
Susilo mengatakan, bencana karhutla dapat mengakibatkan munculnya kabut asap yang memberikan dampak yang luar biasa terhadap pelaku UMKM yang dikhawatirkan dapat mengurangi omset, aktivitas masyarakat kembali terganggu karena asap, sistem belajar di sekolah bisa saja terganggu dan yang tak kalah penting asap pekat yang terjadi terus menerus dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat Kotim.
“Dampaknya luar biasa, pelaku UMKM yang harusnya jadwal kerjanya jam 06.00 WIB jadi molor karena pagi hari kabut asap, kalau asap terjadi terus-menerus dampak berantai akan dihadapi oleh semua pihak terutama transportasi dan bisnis usaha serta terganggunya kesehatan manusia. Karena itu, kepedulian masyarakat terutama petani yang sampai sekarang masih ada yang buka lahan dengan cara membakar sebaiknya dihentikan, sadarilah dampak buruk itu tidak hanya merugikan satu orang tapi banyak pihak,” tandasnya. (hgn/yit)