Kereta Api Tambang Diharapkan Operasional Tahun Ini

Proyek pembangunan rel kereta api di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus dibahas pemerintah bersama pihak ketiga yang akan menjadi pengembang
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kalteng Yulindra Dedy

PALANGKA RAYA – Proyek pembangunan rel kereta api di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus dibahas pemerintah bersama pihak ketiga yang akan menjadi pengembang, yakni PT Industri Kereta Api (INKA). Pemerintah Provinsi Kalteng telah menerima studi pendahuluan dari PT INKA terkait trek ataupun jalur trase pembangunan rel kereta api angkutan hasil tambang yang diajukan pemerintah.

”Kalau melihat peraturan tata ruang Kalteng, trasenya itu ada lima. Kemarin sudah ada kajian untuk beberapa trase yang menghubungkan ke sejumlah titik pelabuhan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kalteng Yulindra Dedy.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Trase yang menjadi perhatian, yakni jalur Puruk Cahu-Kuala Kurun-Palangka Raya-Pulang Pisau-Kapuas, yang akan terhubung dengan Pelabuhan Batanjung dan Bahaur. Dari perhitungan PT INKA, lanjut Dedy, trase yang diajukan pemerintah provinsi dinilai sudah mampu menopang kebutuhan investasi jangka panjang.

Menurut Yulindra, kendati sesuai perhitungan, pemerintah bersama PT INKA tetap akan melakukan perbaikan terhadap trase tersebut guna membuat perhitungan pembangunan jalur rel kereta api yang lebih pendek, tapi tetap ada trase yang ada.

Baca Juga :  Sempat Diprotes Sopir Truk, Polisi Tegaskan Sikat Galian C Ilegal di Kotim

”Dari paparan mereka (PT INKA, Red), yang diajukan itu sudah masuk dalam hitungan. Jadi, kemungkinan PT INKA akan cepat masuk untuk membangun itu,” ucapnya.

Dedy menambahkan, pembangunan rel kereta api yang dikhususkan untuk angkutan hasil tambang tersebut menjadi salah satu solusi jangka panjang dalam mengantisipasi kerusakan jalan. Sebab, angkutan hasil tambang akan memiliki jalur sendiri, sehingga meminimalisir penggunaan jalan umum seperti yang terjadi sekarang ini.

”Saran dari pemerintah, untuk memperpendek jarak bisa digunakan jalur eks HPH yang dulu. Jalur itu sebelumnya digunakan oleh angkutan batu bara, yang nanti bisa dibuatkan jalur lagi masuk ke Sungai Kahayan,” ucapnya.

Kendati beberapa kajian pendahuluan tersebut dapat dikatakan selesai, pemerintah masih belum bisa memastikan kapan pastinya proyek dilaksanakan. Pemerintah tetap mendorong agar proyek perkeretaapian segera terlaksana dengan cara memacu semua tahapan awal pelaksanaan.



Pos terkait