”Dulu lebar anak sungai ini sekitar empat meter, tetapi ada beberapa titik yang terjadi penyempitan, karena ada bangunan permukiman. Ditambah lagi saluran yang memang jarang sekali dibersihkan dan saluran yang dangkal juga jarang dikeruk, sehingga genangan banjir sampai ke jalan, seperti di RT 34, di Gang Reformasi, di Gang Merica, Gang Rindang Setia, sering jadi langganan banjir,” kata Anang Dirja.
Di sisi lain, persoalan banjir yang terjadi di Kelurahan Baamang Tengah juga disebabkan tertutupnya saluran air, sehingga air tidak mengalir lancar hingga ke muara Sungai Mentaya.
”Di Jalan Muchran Ali dekat Panti Asuhan Bahagia ada saluran selebar dua meter yang dimatikan, ditutup aspal. Kalau bisa itu dibuka dan dibangun box culvert. Ini saya yakin bisa mengatasi agar jalan-jalan yang sering banjir tidak lagi terendam,” ujarnya.
Tidak hanya itu, saluran cukup sempit juga jadi penyebab banjir, seperti di Jalan Cristopel Mihing depan depo sampah. Lebar saluran hanya kurang lebih satu meter. “Seharusnya dilebarkan sampai 1,5-2 meter. Setiap hujan, saluran tidak sanggup menampung volume debit air hujan yang turun, akhirnya air menggenang sampai menutupi jalan aspal dari Gang Rindang Setia Jalan Cristopel Mihing kearah utara,” ujarnya.
Tokoh masyarakat setempat, Burhanuddin, mendukung program Harati (Halikinnor-Irawati) yang mengedepankan Kota Sampit bersih, bebas banjir, semenisasi gang, dan Sampit terang. Maka itu, sebutan Kota Sampit sebagai Bumi Habaring Hurung yang artinya semangat gotong royong harus terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
”Sungai Mashur dan sungai lain di sepanjang Jalan Baamang I ini dulunya sungai buatan yang digali selebar 1,5 meter untuk aktivitas pengiriman hasil kebun. Sekarang itu sudah tidak lagi. Makanya mulai terjadi pendangkalan, penyempitan, dan dipenuhi rumput. Karena itu, saya sangat mendukung program Harati. Kami menyadari dana pemerintah daerah terbatas, makanya Bupati Kotim menggerakkan masyarakatnya untuk kembali menghidupkan semangat gotong royong,” kata mantan Kepala Bappeda Kotim.