Kobar Masuk Urutan Tiga Wilayah Terpanas Nasional

PANGKALAN BUN PANAS
CUACA PANAS: Informasi dari stasiun meteorologi (Stamet) Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kobar sempat beberapa kali menempati ranking 3 besar nasional dengan suhu terpanas. (istimewa)

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Meski hujan masih sesekali mengguyur Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Namun, udara dirasakan masih sangat panas, sejak beberapa bulan terakhir.

Informasi dari stasiun meteorologi (Stamet) Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kobar sempat beberapa kali menempati ranking 3 besar nasional dengan suhu terpanas.

Tercatat pada 12 sampai 13 Maret 2022 Kabupaten Kotawaringin Barat menduduki peringkat ke-3 daftar wilayah terpanas versi BMKG dengan suhu mencapai 34,2 derajat Celcius.

Kemudian pada tanggal 10 Mei 2022 suhu kembali naik di kisaran 35 derajat Celcius dan bertahan di ranking 3 nasional suhu terpanas, ranking Kobar di BMKG sempat turun di peringkat 20 nasional pada 14 Mei 2022.

Kemudian suhu mengalami penurunan kembali pada 15 Mei 2022 dan Kobar tidak masuk ranking nasional kabupaten terpanas, karena ketika itu hujan lebat mengguyur Kotawaringin Barat. Setelah itu pada 16 Mei 2022 Kobar menempati ranking 6 besar karena suhu meningkat di kisaran 34,8 derajat Celcius.

Kepala Stasiun Meteorologi (Stamet) Iskandar Pangkalan Bun, Aqil Ikhsan menegaskan bahwa tiap hari data suhu maksimum berbeda-beda setiap wilayah.

Baca Juga :  Warga Keluhkan Debu Cerobong PT Korindo

“Jadi untuk rangking suhu harian hanya berlaku saat itu saja, dan untuk Kabupaten Kobar suhu normal berada di kisaran 34 derajat Celcius mengingat wilayah kita dekat wilayah Khatulistiwa,” terangnya, Selasa (17/5).

Dijelaskannya selain wilayah Kabupaten Kobar dekat dengan wilayah khatulistiwa, faktor lain penyebab peningkatan suhu adalah kondisi saat jeda hujan (tidak terjadi hujan) dalam beberapa waktu.

“Dan ketika matahari terik bersinar, ketika hal itu terjadi serta tidak ada tutupan awan di wilayah pengamatan maka kondisi menyebabkan pencatatan suhu yang tinggi,” katanya.

Untuk itu ia berharap agar masyarakat dalam kondisi suhu tinggi dapat menjaga vitalitas tubuh dan jangan sampai dehidrasi, dalam kondisi panas diperlukan cairan pengganti yang hilang.

“Faktor kondisi dinamika atmosfer di wilayah kita juga berpengaruh misal perubahan tekanan udara, belokan angin dan lainnya,” pungkasnya. (tyo/sla)



Pos terkait