KPU Diminta Antisipasi Kerawanan Serangan Data Hasil Pemilu

petugas membantu warga disabilitas saat mengikuti simulasi pemungutan suara pemilihan umum 2024 di tps 7, kebondalem kidul, prambanan, klaten, jawa tengah, minggu (28/1/2024).
Petugas membantu penyandang disabilitas saat mengikuti simulasi pemungutan suara Pemilihan Umum 2024 di TPS 7, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (28/1/2024). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Klaten menggelar simulasi pemantapan pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Umum 2024 sebagai kesiapan dan bahan evaluasi agar pelaksanaan Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 berjalan dengan lancar. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.

JAKARTA, radarsampit.com – Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menilai, pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) salah satu inovasi yang mendorong transparansi dan akuntabilitas Pemilu 2024.

Menurutnya, agar proses Pemilu bisa berjalan dengan lancar, maka keamanan data aplikasi Sirekap harus diperhatikan. Sebab, meski aplikasi itu hanya sebagai alat bantu, bukan data yang menjadi pegangan hasil Pemlu, tetapi bila terjadi serangan siber mampu menimbulkan kericuhan.

Bacaan Lainnya

“Karena itu, keamanan data Sirekap ini merupakan salah satu faktor kunci supaya Pemilu yang akan datang dapat berjalan dengan tertib dan lancar,” kata Pratama kepada wartawan, Minggu (28/1/2024).

Ia mewanti-wanti agar KPU mengantisipasi keamanan data aplikasi Sirekap untuk semakin kuat, maka faktor Sumber Daya Manusia (SDM) harus diperhatikan serius. Karena penyebab utama dari kerentanan sistem teknologi pemerintahan, biasanya berasal dari rendahnya kesadaran SDM tentang keamanan siber.

Baca Juga :  KPU Optimistis Gugatan Hasil Pilpres Ditolak, MK Mulai RPH, Putusan Maksimal 22 April

”Kalau kita melihat sistem keamanan siber, kita tidak bisa melihat hanya pada satu sisi infrastruktur serta perangkat keamanan siber saja, tapi kita juga harus melihat aspek lainnya seperti pelatihan karyawan terhadap aspek keamanan siber juga menjadi titik kritis,” terangnya.

”Sebab, tak jarang serangan siber yang terjadi berawal dari diretasnya komputer/laptop karyawan atau didapatkanya data kredensial karyawan melalui serangan phising,” sambungnya

Oleh karena itu, Pratama menyarankan KPU untuk segera melakukan pelatihan kepada seluruh SDM yang terlibat. Tidak hanya pelatihan cara penggunaan aplikasi Sirekap, namun juga memberikan penekanan pada faktor keamanan siber.

”Melihat maraknya kebocoran data yang disebabkan oleh kelalalian SDM ini seharusnya sudah menjadi peringatan kepada pimpinan organisasi untuk dengan segera melakukan pelatihan kepada karyawan/mitra yang memiliki akses tersebut bagaimana mengamankan diri mereka sendiri,” pungkasnya.



Pos terkait