SAMPIT – Sarana fasilitasi kamera pengintai atau CCTV (Closed Circuit Television) tidak hanya digunakan di gedung perkantoran, perbankan dan bangunan rumah saja. Kegunaannya, juga diperlukan untuk pantauan lalu lintas.
Bahkan, CCTV ada yang dipasang di traffic light untuk memantau dan mendeteksi pengendara yang melanggar aturan lalu lintas menggunakan sistem elektronik tilang (e-Tilang). Kamera pengintai juga kerap digunakan sebagai alat bukti hukum, termasuk di jalan raya apabila terjadinya pelangggaran lalu lintas.
”Ada untungnya pasang CCTV bagi pengawas lapangan di pemerintah daerah. Mereka bisa dengan mudah memonitor kondisi arus lalu lintas, mana titik jalan raya yang padat dan macet dievaluasi, cari solusinya agar tidak sampai menimbulkan kemacetan. Pengawasannya tidak harus turun ke lapangan. Dari monitor bisa dipantau,” kata Ilham, warga Kota Sampit.
Menurutnya, penyediaan CCTV di titik keramaian dapat membantu mengurangi kecelakaan akibat pelanggaran lalu lintas. ”Pengguna jalan patuh aturan lalu lintas karena masyarakat merasa diawasi. Asalkan kamera CCTV harus berfungsi dengan baik. Kalau niatnya cuma dipajang buat nakut-nakutin pengendara saja percuma,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dishub Kotim Johny Tangkere mengatakan, traffic light di Sampit belum dilengkapi dengan CCTV. Meski demikian, pihaknya akan mengupayakan agar fasilitas tersebut bisa tersedia di Sampit.
”Saat ini belum ada. Untuk tahun anggaran 2022 kami belum bisa menganggarkan karena tidak tersedianya anggaran,” kata Johny, Selasa (7/12).
Johny menuturkan, ketersediaan CCTV di traffic light di Kota Sampit memang diperlukan. Namun, pihaknya memahami alokasi anggaran terbagi-bagi.
”Memang perlu, tetapi semua tergantung keuangan daerah. Anggaran terbagi-bagi tidak hanya untuk Dishub, tapi juga SOPD lainnya. Nanti kami akan coba usulkan ke Kemenhub terkait masukan ini,” katanya. (hgn/ign)
