Melihat Keseharian Nelayan Sungai Umbang 

Jala Jadi Sumber Kehidupan Masyarakat Tradisional 

nelayan
Rusmana (49) saat mulai beraktifitas menjala ikan di tepi laut Sungai Umbang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu (10/12/2023) (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN )

Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, memiliki potensi wisata dan sumber daya perikanan yang mampu menopang kehidupan masyarakat tradisional.

KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Kehidupan laut sudah begitu akrab dengan keseharian masyarakat Sungai Umbang. Warga di pesisir Kumai itu sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasil laut.

Sebagian nelayan di sana sudah menggunakan alat tangkap modern. Namun, ada juga masyarakat yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan seperti jala ikan.

Pagi itu, seorang pria paruh baya berjalan tanpa alas kaki, di pundaknya terdapat alat tangkap ikan jala berukuran besar, sementara tangan kirinya membawa sebuah ember besar. Dia menuju tepi laut berharap tangkapan ikan kali ini lumayan banyak.

Baca Juga :  Tambah Kapasitas Produksi, PT CBUT Bangun Physical Refinary dan Dry Fractionation Plant

Ia adalah Rusmana (49), salah seorang nelayan sejak tahun 1989. Di usia remaja, dia sudah berkutat dengan laut untuk mencari tangkapan ikan.

Tidak terasa air laut sudah mencapai sebatas pinggang, dia berhenti dan mulai mengatur jalanya, tangan kekar hitam legam itu begitu kuat mencengkeram ujung tali ketika jala di lempar ke spot yang dinilainya ada gerombolan ikan.

Jala yang dilempar mengembang membentuk lingkaran bulat itu, perlahan tenggelam, kemudian ia angkat, sebentar ia menarik ulur tali yang ia pegang, kemudian setelah dirasa berat ia tarik perlahan.

Target ikan besar ia dapatkan, bukan hanya itu ada udang dan beberapa ikan kecil, satu persatu ia lepaskan perlahan dari jeratan jala dan dimasukan ke ember yang ia bawa.

Rusmana bercerita, ketika musim surut kegiatan rutin menjala menjadi aktivitas banyak nelayan di Sungai Umbang. Bukan hanya dirinya tetapi banyak nelayan dadakan yang ikut menjala.”Kalau air laut surut, ruang gerak ikan tidak terlalu luas, jadi kita lebih mudah menangkap ikannya,” terangnya.

Baca Juga :  BPJS Ketenagakerjaan Pangkalan Bun Gelar Sosialisasi Kepatuhan Pendaftaran Melalui OSS

Ia mengaku memulai aktivitas menjala ikan sejak pagi hari hingga siang, kemudian dia pulang dan sore harinya dia melanjutkan menjala ikan. Hasil tangkapannya untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya dan sebagian dibagikan kepada tetangga. (yit)



Pos terkait