Namun dalam pelaksanaanya Klinik Konseling “Korban” Radikalisme ini masih mengalami beberapa kendala, yaitu yang pertama bahwa bagi warga yang terpapar dan atau tergiring opini dalam paham radikal tidak akan merasa dirinya sebagai korban, karena hal ini terkait masalah keyakinan. Selain itu keluarga dari warga terpapar juga enggan melaporkan dengan alasan takut, malu dan tabu.
Dengan adanya klinik tersebut, korban diharapkan lebih leluasa untuk bercerita tanpa harus takut. Selanjutnya dihimbau kepada masyarakat, apabila ada anggota keluarga atau sanak saudara yang terpapar paham radikal untuk segara berkonsultasi tanpa dipungut biaya dan dapat dilakukan pembinaan lebih lanjut. (soc)