Mendengkur saat Tidur, Baik atau Tidak Bagi Kesehatan?

ngorok
Seseorang tidur mendengkur atau ngorok. (Freepik)

Radarsampit.com – Mendengkur atau ngorok merupakan suara yang dihasilkan saat seseorang tidur dan terjadi getaran pada jaringan lunak di tenggorokan. Ngorok biasanya disebabkan oleh penyempitan saluran udara bagian atas, seperti ketika jaringan lunak di tenggorokan atau dasar lidah mengendur dan menutupi saluran udara.

Seseorang cenderung ngorok saat tidur jika mereka kelebihan berat badan, berusia paruh baya atau lebih tua, atau wanita pasca menopause. Bunyi-bunyi ini biasanya semakin memburuk seiring bertambahnya usia.

Bacaan Lainnya

Mengapa seseorang mendengkur saat tidur? Mengorok terjadi ketika pernapasan terhalang, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti otot yang lemah, jaringan tenggorokan yang besar, atau bagian lunak di tenggorokan yang panjang.

Hal ini juga bisa menjadi tanda bahwa ada masalah kesehatan yang mengganggu pernapasan saat tidur, seperti penyumbatan hidung karena sinusitis atau alergi, polip hidung, atau deviasi septum.

Baca Juga :  Rumah Terbakar saat Pemilik Tidur Pulas

Dari suara lembut yang serak hingga suara ngorok yang keras. Ngorok merupakan hal yang sering terjadi. Sekitar 45 persen orang dewasa mengalami ngorok saat tidur, namun tidak sering. Sementara 25 persen orang dewasa ngorok secara teratur.

Ngorok sering dianggap sebagai tanda bahwa seseorang sedang tidur nyenyak, tetapi dalam beberapa kasus, ngorok juga bisa menjadi gejala gangguan pada kesehatan yang lebih serius, bahkan dapat mengancam jiwa.

Dilansir dari Johns Hopkins Medicine pada Sabtu (17/2/2024), berikut merupakan beberapa masalah kesehatan yang ditandai dengan adanya ngorok saat tidur.

1. Apnea Tidur (Sleep Apnea)

“Mengorok, terutama jika diselingi dengan jeda dalam napas dan suara keras saat pemiliknya mengambil napas lagi, bisa menjadi tanda sleep apnea obstruktif,” kata Dr. Alan Schwartz, seorang ahli tidur dari Johns Hopkins.

“Sleep apnea merupakan risiko serius untuk penyakit jantung dan pembuluh darah. Ini harus dideteksi dan diobati secepat mungkin,” pungkasnya lebih lanjut.

Individu dengan sleep apnea mengalami gangguan pernapasan singkat selama tidur mereka, dengan jeda yang terjadi 20 hingga 30 kali setiap jam.



Pos terkait