Oleh: Imelda, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur di Kalimantan Tengah, Sampit juga terlibat dalam masalah narkoba yang melanda banyak wilayah di Indonesia. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba menjadi ancaman besar bagi berbagai bagian masyarakat, termasuk kesehatan, keamanan, dan ekonomi.
Untuk menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah narkoba di Sampit, berbagai pihak harus bekerja sama. Dampak narkoba di Sampit, faktor-faktor penyebabnya, dan strategi dan kerja sama yang diperlukan untuk mengatasi ancaman ini.
Dampak Narkoba di Kota Sampit
Penyalahgunaan narkoba sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Pengguna narkoba sangat rentan terhadap HIV/AIDS, hepatitis, dan gangguan mental. Peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba di Kota Sampit dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat secara keseluruhan, menimbulkan beban pada layanan kesehatan.
Peredaran narkoba sering kali dikaitkan dengan peningkatan jumlah kejahatan. Kasus pencurian, kekerasan, dan kejahatan lainnya di Sampit sering dikaitkan dengan kebutuhan pengguna narkoba untuk mendapatkan uang untuk membeli barang haram.
Hal ini menyebabkan lingkungan menjadi tidak aman, dan masyarakat menjadi tidak aman. Narkoba juga berdampak pada ekonomi. Pengguna narkoba yang mengalami penurunan produktivitas atau bahkan kehilangan pekerjaan memiliki dampak negatif pada ekonomi lokal. Selain itu, pemerintah juga harus menanggung biaya untuk menangani kasus narkoba dan rehabilitasi pengguna.
Narkoba merusak keluarga dan tatanan sosial. Banyak keluarga hancur karena salah satu anggotanya menyalahgunakan narkoba. Anak-anak yang tumbuh di sekitar orang yang menggunakan narkoba berisiko mengalami masalah psikologis dan sosial yang dapat mempengaruhi masa depan mereka.
Faktor-faktor Penyebab Narkoba di Kota Sampit
Aksesibilitas yang relatif mudah didapatkan adalah faktor utama penyebaran narkoba. Sampit menjadi salah satu lokasi peredaran narkoba karena jalur distribusi narkoba yang melintasi Kalimantan Tengah. Situasi ini diperburuk oleh kurangnya pengawasan di pelabuhan dan perbatasan.