Terlalu Serakah sampai Membabat Hutan

Pemimpin Redaksi Radar Sampit Gunawan
Pemimpin Redaksi Radar Sampit Gunawan

Oleh: Gunawan

Lebih tiga dekade silam, Michael Jackson, raja musik pop, menciptakan sebuah lagu yang menyentuh masyarakat dunia; Heal The World. Demikian judulnya. Sebuah lagu dengan lirik mendalam. Pesan untuk menjaga dunia dari kerusakan.

Bacaan Lainnya
Gowes

Dinyanyikan dengan penuh perasaan, lagu itu tak lekang oleh waktu. Selalu jadi latar pengiring ketika terjadi bencana. Pun ketika pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya pada 2020 lalu. Mengajak kita semua untuk bangkit dari keterpurukan.

Mendiang sang raja sudah menyadari sejak dulu. Dunia kita. Bumi yang kita pijak sampai hari ini, sedang tak baik-baik saja. Upaya perusakan terus berlangsung. Terutama oleh manusia dengan beragam tabiat dan perangai jahatnya. Entah melalui perang atau merusak lingkungan untuk mengeruk keuntungan.

Michael Jackson menciptakan lagu itu dengan hati. Dengan cinta. Dia melihat dunia yang ditinggalinya, kian rusak oleh keegoisan manusia. Jalan pikirannya bisa diselami dari lirik lagunya.

Baca Juga :  Pendayagunaan Amdal dalam Pengendalian Lingkungan Hidup Menurut UU Ciptakerja (4)

Sang raja mengajak kita peduli pada kehidupan. Pada dunia. Menyembuhkan bumi yang sedang dilanda virus ketamakan penghuninya. Menjaganya dengan penuh cinta, agar generasi selanjutnya mendiami bumi dengan kondisi lebih nyaman. Lebih sehat. Bagaikan surga.

Belakangan ini saya kembali mendengarkan lagu itu. Tak sengaja ketika melintas di beranda Youtube gawai saya. Saya kembali meresapinya. Mendalami liriknya.

Lagu itu seolah mengingatkan lagi untuk ikut menjaga bumi. Dari kerusakan. Dari keserakahan. Dari ketamakan. Upaya yang sedang berlangsung di tanah yang saya diami sekarang. Hutan. Paru-paru dunia, terancam dibabat demi memuaskan nafsu dan hasrat para pengeruk kekayaan.

***

Upaya perusakan hutan terus menerus dipertontonkan di hadapan kita. Dengan beragam modus dan drama jahatnya. Kawasan yang memberi kehidupan, sengaja dihabisi dengan dalih investasi.

Kondisi demikian sedang berlangsung di Desa Tumbang Ramei, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Hutan seluas 4.000 hektare, terancam hilang. Perusahaan perkebunan di wilayah itu, mengincar kawasan hutan untuk jadi perluasan areal usahanya.



Pos terkait