Naiknya Harga Migor Dinilai Tak Picu Inflasi

Minyak Goreng,BPS Kalteng
Penjualan minyak goreng bersubsidi di salah satu instansi pemerintah provinsi di Palangka Raya, belum lama tadi.(yusho/radarsampit)

PALANGKA RAYA – Kenaikan harga minyak goreng yang terjadi sejak awal beberapa bulan lalu, ternyata dianggap tidak berpengaruh terhadap indeks inflasi di Kalimantan Tengah (Kalteng). Komoditas tersebut justru menjadi salah satu penyumbang deflasi, pada bulan Februari kemarin.

Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng menunjukan,  deflasi di provinsi pada bulan kemarin tercatat sebesar 0,01 persen yang disebabkan indeks kelompok transportasi dan kelompok makan, yang di dalamnya termasuk komoditas minyak goreng, cabai rawit, telur dan ikan.

“Deflasi di Kalteng merupakan gabungan dari dua kota acuan, yakni Palangka Raya 0,01 persen dan Sampit 0,03 persen. Dimana deflasi ini disebabkan pengaruh harga beberapa komoditas,” kata Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro, kemarin.

Ia mengakui, bahwa memang pada bulan kemarin sudah ada beberapa komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga. Seperti daging ayam ras, daging sapi, beras, bawang merah dan bahan bakar rumah tangga. Namun demikian kenaikan harga harga minyak goreng tampaknya tidak terlihat dalam angka inflasi.

Baca Juga :  PPNS dan Notaris Harus Amanah dan Netral

“Ya, memang di satu sisi baik di Palangka Raya dan Sampit juga terjadi penurunan indeks harga pada beberapa kategori komoditas. Baik itu dari sisi transportasi, kelompok makanan dan perumahan,” ucap Eko.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Sunarti menyebutkan, kenaikan harga minyak goreng yang sudah sangat terlihat sejak awal bulan Februari lalu memang cukup dikeluhkan masyarakat. Namun karena komoditas tersebut memiliki peran yang strategis, maka masyarakat tetap mencari dan membelinya sekalipun harga di atas standar.

Ia mengakui, minyak goreng juga memiliki peran yang cukup strategis dalam sektor pangan karena keberadaannya sangat dibutuhkan. Selain untuk keperluan rumah tangga, minyak goreng juga dibutuhkan oleh sebagian besar sektor usaha.

“Memang harganya naik, tapi yang kita patut syukuri kemarin itu stoknya masih cukup mudah dicari di pasaran. Jadi memang tidak terlalu berpengaruh terhadap masalah ketersediaan,” ucapnya.



Pos terkait