Order Obat Terlarang Secara Online, Warga Lamandau Terancam Setahun Penjara

ilustrasi persidangan
Ilustrasi persidangan/Jawa Pos

NANGA BULIK, radarsampit.com – Muhammad Rizal Salafudin, terdakwa kasus kepemilikan obat terlarang menjalani sidang di Pengadilan Nanga Bulik dengan agenda pembelaan. Di hadapan majelis hakim, terdakwa memohon bisa diberikan keringanan hukuman karena dirinya merupakan tukang punggung keluarga.

Dalam tuntutan yang dibacakan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri Nanga Bulik, Taufan Afandi meminta kepada hakim agar  terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 197 jo. Pasal 106 ayat (1) UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

JPU menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 1 tahun dikurangkan dengan lamanya terdakwa berada dalam tahanan.
Kejadian sekitar awal Januari tahun 2023, saksi Ajie Norman Desantas, Penyidik PNS dari Loka Pengawas Obat dan Makanan Kabupaten Kotawaringin Barat menerima informasi dari Badan POM RI di Jakarta bahwa dicurigai ada paket obat tanpa izin edar BPOM.
Setelah menerima informasi tersebut, Tim Loka POM melakukan Operasi Penindakan. Pada Rabu tanggal 15 Januari 2023 saksi

Baca Juga :  Curiga Diselingkuhi, Suami di Kalteng Ini Nekat Bunuh Istri  

Ajie bersama Tim Loka POM melakukan pemeriksaan di kantor jasa pengiriman terhadap satu buah paket yang dicurigai obat tanpa izin edar dan dilakukan tracking nomor resi tersebut telah sampai di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat dan hendak diantar ke Kabupaten Lamandau di Kelurahan Nanga Bulik.

Lalu pada Kamis tanggal 26 Januari 2023 sekitar pukul 10.30 WIB  tim Loka POM datang ke kantor jasa pengiriman dan meminta bantuan kurir untuk mengantarkan paket sesuai tujuan pengiriman dan setelah diantar paket tersebut diterima terdakwa Muhammad Rizal Salafudin alias Rizal   dan merupakan pesanan terdakwa yang bekerja di toko sembako HAS Putra di Jalan Cempaka RT 066 Kelurarhan Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau.

“Tim kemudian melakukan interogasi dan penggeledahan. Saat mereka membuka paket yang diterima terdakwa tersebut dengan  disaksikan oleh Ketua RT. Ditemukan 1.046  tablet warna kuning dengan embossed “mf”, 91 lembar plastik klip ukuran 5×8 cm  dalam 1 dus kotak paket,” bebernya.



Pos terkait