Sebagai informasi, RMP berupa mesin tunggal dengan banyak fungsi yang dilengkapi mesin pemecah kulit gabah atau sekam, mesin pemisah beras pecah kulit dan gabah, bloer dan cyclone, bucket elevator, tenaga penggerak, mesin kebi, separator dan dryer.
“Pabrik penggilingan padi modern menggunakan teknologi rice milling plant dapat membantu menghasilkan beras di kisaran 0,2 sampai 5 ton per jam dengan kualitas mutu terbaik yang nanti akan menghasilkan beras medium dan beras premium, tergantung dari cara penanganan pertama, sistem konfigurasi mesin penggilingan padi, dan pengaruh kondisi fisik serta kualitas suatu alat dan keterampilan operator. Semakin baik mesin berfungsi maka beras yang dihasilkan semakin berkualitas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sepnita mengatakan Pemkab Kotim telah menyiapkan lahan seluas enam hektare untuk pabrik penggilingan padi modern yang diperkirakan menelan anggaran Rp 15,3 miliar. “Pembangunan direncanakan tahun ini, untuk penetapan bulannya belum tahu. Pembangunan pabrik pakan ternak dan rice milling plant menggunakan dana APBD Provinsi Kalteng,” kata Sepnita.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kotim mulai tahun 2021 telah menerima bantuan bibit padi untuk ditanam di lahan seluas 1.800 hektare, di tahun 2022 sebanyak 2.505 hektare bibit padi dan 2.800 hektare bibit padi di tahun 2023.
“Bantuan bibit padi diberikan dari pemerintah pusat menggunakan dana APBN untuk mendukung ketersediaan pangan. Selain di Pulang Pisau dan Kapuas, Kotim ditunjuk sebagai penyangga food estate untuk membantu menghasilkan produksi pangan. Lokasi food estate yang ditetapkan di Desa Lempuyang tidak hanya ditanami padi, tetapi juga dapat ditanami jenis tanaman lain termasuk ternak,” tandasnya. (hgn/yit)