Dia menampik dugaan adanya pangkalan yang menjual gas elpiji ke wilayah perkebunan kelapa sawit dengan harga mahal. ”Setiap kali datang hanya dijatah 200 tabung. Belum menjual ke sawitan, jual untuk warga sekitar saja bisa tak kebagian,” ujarnya.
Sesuai SK Bupati Kotim Nomor 188.45/a92/Huk-SDA/2022, harga eceran tertinggi untuk penjualan gas elpiji 3 kg di tingkat pangkalan sebesar Rp 22 ribu. HET ini mengalami kenaikan dibandingkan beberapa tahun yang lalu yang masih di harga Rp 18.250.
”Saya jualnya tergantung warga. Kalau warga sekitar jualnya Rp 25 ribu per tabung. Kalau warga jauh jualnya lebih dari Rp 25 ribu,” ujarnya.
Wati juga menjual gas elpiji kemasan 5,5 kg yang dijualnya sebesar Rp 110 ribu per tabung dan Rp 250 ribu untuk kemasan tabung elpiji 12 kg. ”Tabung elpiji 12 kg itu lama habisnya, karena kurang peminatnya. Kalau gas elpiji 5,5 kg dari Juli lalu sudah dua kali ini mengalami kenaikan dari Rp 105 ribu per tabung sekarang saya jual Rp 110 ribu per tabung. September ini juga ada kenaikan Rp 1.000 tetapi karena tidak banyak naiknya, jadi saya tetap jual harga Rp 110 ribu per tabung,” katanya. (hgn/ign)