Berdasarkan data KPAD Kotim, tahun 2019 kasus HIV AIDS di Kotim berjumlah 77 kasus, tahun 2020 turun menjadi 72 kasus, ditahun 2021 kasus HIV AIDS di Kotim turun menjadi 44 kasus, tahun 2022 56 kasus dan 40 kasus diantaranya berusia produktif. Sedangkan, ditahun 2023 sebanyak 91 kasus.
Untuk diketahui, HIV merupakan virus yang dapat merusak system kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Apabila sel CD4 mengalami kehancuran, maka dapat mengakibatkan daya tahan tubuh semakin melemah sehingga rentan terserang berbagai penyakit.
Apabila HIV tidak segera ditangani maka virus ini akan menggerogoti tubuh yang dapat membunuh perlahan akibat tubuh penderitanya tidak dapat lagi melawan infeksi hingga mencapai stadium akhir yang menyebabkan AIDS dan mengharuskan pengidap HIV AIDS menelan pil obat setiap hari selama seumur hidup.
“HIV AIDS dapat menyerang segala usia, tetapi kebanyakan orang yang terjangkit HIV AIDS masih berusia produktif. Umumnya, gejala itu baru dirasakan 10 tahun kemudian, kalau baru lima tahun itu sudah menjurus kearah positif HIV AIDS, sehingga pencegahan dan penanganan ini harus terus dilakukan karena ini menyangkut masa depan manusia,” ujar Irawati.
Tindakan penanggulangan, pencegahan dan penanganan HIV AIDS tersebut juga didukung anggaran. Pada tahun 2014 ini, KPAD menerima anggaran dari dana APBD Kotim sebesar Rp 200 juta.
“Setiap tahun disediakan anggaran Rp 200 juta yang peruntukkannya dibagi untuk insentif Rp 120 juta dan Rp 80 juta untuk kegiatan operasional di lapangan seperti sosialisasi dan tes pemeriksaan HIV AIDS. Dan, pada tahun 2023 lalu, baru terserap 70 persen, saya sudah meminta agar tidak melalui program dari Dinkes Kotim sehingga anggaran untuk penanganan HIVAIDS dapat digunakan maksimal, tetapi memang tidak bisa diubah,” katanya.
Anggaran tersebut juga termasuk untuk operasional petugas penjangkau ODHA yang memberikan layanan pengiriman obat kepada penderita HIV AIDS yang sudah putus obat tidak rutin kontrol ke rumah sakit, karena alasan jarak rumah ke rumah sakit jauh.