Di samping itu, lanjutnya, jumlah peserta didik dari kelas 1 sampai 6 ada yang terisi 30 siswa dan ada yang hanya terisi 14 siswa. Hal tersebut menjadi perhatian serius Pemkab Kotim.
”Rata-rata rombongan belajarnya terpenuhi dari kelas 1 sampai kelas enam, tetapi jumlahnya sangat terbatas. Ada yang total peserta didik dalam satu sekolah hanya 30 siswa dan ada yang cuma 14 siswa. Rasanya tidak mungkin mau pindah sekolah dengan jarak yang begitu jauh dari rumahnya,” ujarnya.
Susi tak ingin ada satuan pendidikan yang sampai tidak beroperasi, apalagi lokasinya di pelosok desa yang memiliki satuan pendidikan sangat terbatas dan tak ada pilihan. Hal itu dikhawatirkan anak-anak di pelosok desa tidak mendapatkan kesempatan belajar.
”Kami tidak hanya ingin menyelamatkan satuan pendidikannya, tetapi menyelamatkan peserta didik yang kami sayangi. Jangan sampai sekolah itu ditutup karena kesulitan pembiayaan operasional. Karena itu Disdik Kotim berupaya mengambil solusi untuk mengubah status sekolahnya dari swasta menjadi negeri,” katanya. (hgn/ign)