“Intinya hanya persoalan pengawasan terhadap pengunjung dan sungai yang dalam diberi tanda dan bagi anak-anak tidak boleh berenang sampai ke lokasi tersebut, memang membutuhkan pengawasan yang melekat,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Desa Pasir Panjang Tamel, menjelaskan bahwa setelah musibah tenggelamnya salah seorang pengunjung di Pemandian Desa Pasir Panjang, pihaknya bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat telah melakukan prosesi berosih dan tapung tawar.
Berdasarkan masukan dari banyak pihak, sebelum dibuka kembali maka ada beberapa hal yang perlu dibenahi terkait standarisasi operasional pemandian Sungai Pasir Panjang, terutama terkait dengan pemantauan ketinggian air.
“Termasuk pemisahan pemandian untuk anak-anak dan untuk dewasa, dan juga untuk anak yang belum bisa berenang, selain itu nanti dari pengawas akan melakukan imbauan selama aktivitas kunjungan masyarakat,” terangnya.
Pemerintah desa juga akan memasang pengeras suara di beberapa titik, dari ujung pemandian jembatan susur sungai maupun sampai ke sungai yang dekat dengan jalan poros.
Ia berharap semua pembenahan yang dilakukan dapat meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan maupun korban saat berekreasi. “Ritual sudah kita lakukan, yang penting kita membenahi semuanya agar kedepannya pelayanan lebih baik lagi,” pungkasnya. (tyo/sla)