“Carilah kami pinjaman Rp9 juta ke tetangga yang punya M-Banking, dikirim lagi bagiannya. Setelah dikirim, ada bukti transfer lagi ke rekening masjid sebesar Rp28 juta lalu kirim lagi ke dia Rp12 juta. Karena kalau tidak dikirim balik, diancam duitnya bakal ditarik lagi,” imbuhnya.
Pada pengiriman bukti transfer ke empat kalinya yang dikirim dengan bukti transfer senilai Rp31 juta, pengurus masjid curiga. Hingga datanglah mereka ke tempat kerja Rizky untuk mempertanyakan bantuan yang masuk, karena sudah terlalu banyak.
“Ia menjawab, nanti saja ketemu di bank sekitar jam 08.00 WIB, lalu saya minta KTP-nya habis itu pulang,” beber pengurus Masjid Al-Ikhsan.
Karena kecurigaan mulai memuncak, selepas subuh korban pun berinisiatif menghubungi pelaku, namun nomor yang diberikan sudah tidak aktif lagi. Pagi harinya, korban bergegas pergi ke bank dan ke bengkel tempat pelaku bekerja.
“Ketika datang ke Bank Kalteng dan BRI, saya cek saldo masih nol, tidak masuk sama sekali, lalu datang ke bengkel ternyata orangnya sudah tidak ada. Total kerugian sekitar Rp 28 juta,” keluhnya.
Keesokan harinya, korban bergegas melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib dan berharap penipuan dengan modus serupa tidak kembali terulang, terutama bagi pengurus mesjid yang ada di Kobar dan sekitarnya.
“Mudah-mudahan jadi pembelajar buat pengurus masjid yang lain, jangan mudah percaya dengan bukti transfer seperti itu. Kita harap pelaku cepat tertangkap supaya ada efek jera,” pungkasnya. (tyo/yit)