SERUYAN – Pandemi Covid 19 tak membuat PT. Sumur Pandanwangi Hanau (SPH) berdiam diri. Perusahaan yang tergabung dalam Musirawas Group ini tetap berupaya menggerakan usaha mikro kecil (UMK) di wilayah binaannya. Perusahaan melatih, mendirikan, dan membina kelompok masyarakat hingga menjadi UMK yang produktif.
Melalui unit kerja CSR, PT. Sumur Pandanwangi Hanau melahirkan beberapa usaha mikro kecil di bidang pangan, jasa, pertanian, dan peternakan yang mampu bertahan, bahkan menjadi market leader di sekitar wilayah produksinya.
Saat ini terdapat beberapa usaha mikro kecil di Kecamatan Hanau yang menjadi binaan PT SPH. Di Desa Derangga terdapat usaha bumbu “Dapur Mamah” yang diproduksi Dua Putra, dan butik bernama Uchie.
Desa Pembuang Hulu terdapat usaha mikro kecil Rosma, Mama Rendy, Natasya, Yulia, dan lainnya. Usaha ini bergerak di bidang makanan ringan, catering, dan sambal kemasan. Sedangkan di Desa Bahaur ada usaha gula aren.
- SPH juga membuatkan demplot ayam petelur di Desa Paring Raya. Langkah ini sebagai upaya mengenalkan budidaya ayam petelur dan perhitungan nilai ekonomi.
Di Dukuh Manggana memiliki program budidaya ikan air tawar untuk Pokdakan “Tabela Muda Manggana” yang sampai saat ini masih produktif dan mampu mandiri.
Manager CSR Musirawas Group Irfan Hafid mengatakan, PT. Sumur Pandanwangi Hanau mendorong bertumbuhnya usaha mikro kecil di wilayah kerja dengan cara memperbanyak pelatihan dalam komunitas atau kelompok masyarakat. Program pelatihan diiringi dengan bantuan permodalan, bantuan alat, pembinaan, serta pengawasan agar kelompok usaha mikro kecil berkembang.
Menurutnya, PT. Sumur Pandanwangi Hanau juga mewajibkan karyawan kantor memakai sumping dan lawung setiap hari Jumat. Produk tersebut merupakan bikinan konveksi rintisan perusahaan yang bernama “Abinaya”. Perusahaan mendorong langkahnya diikuti instansi dan organisasi lain untuk tetap melestarikan budaya asli Dayak dengan membeli produk usaha mikro kecil.