Ratusan Ikan Mati Misterius, Pemkab Langsung Turun Tangan Cek Dugaan Pencemaran

Ratusan ikan mati
CEK LAPANGAN: Wakil Bupati Kotim Irawati bersama sejumlah pejabat terkait menindaklanjuti laporan warga mengenai dugaan pencemaran limbah di aliran Sungai Sampit, Senin (6/6). (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Kondisi air Sungai Sampit di Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, ada indikasi pencemaran sungai, sehingga ditemukan ratusan ikan yang mati secara misterius. Selain itu, kondisi air juga disebut-sebut tidak layak minum.

Merespons laporan warga, Pemkab Kotim yang dipimpin Wakil Bupati Kotim Irawati, selama dua hari pada Minggu (5/6) dan Senin (6/7) meninjau langsung ke lokasi, berdialog dengan perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut. Sebab, warga menduga pencemaran mengarah pada limbah perusahaan.

Bacaan Lainnya

”Kami telah menerima laporan warga dan menindaklanjuti banyaknya ikan yang mati di bantaran Sungai Sampit. Jadi, sepanjang Sungai Sampit ini ada beberapa desa, yakni Desa Natai Baru, Rongkang, Ramban, dan Bagendang Tengah. Menurut penuturan warga, banyak ikan yang mati. Indikasinya ada pencemaran air di sekitar bantaran sungai,” kata Irawati.

Baca Juga :  Cari Ikan dengan Racun Makin Marak di Sungai Arut

Bupati Kotim Halikinnor menginstruksikan dirinya agar segera turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan. Irawati didampingi Dinas Lingkungan Hidup, kepolisian, kecamatan wilayah setempat, dibantu damang, serta masyarakat.

Sepanjang aliran Sungai Sampit di wilayah MHU, ada empat perusahaan yang beroperasi. Agar masalah itu tidak meluas dan menimbulkan gejolak, pemerintah melakukan dialog dengan pihak perusahaan.

”Ada beberapa perusahaan di sekitar Sungai Sampit yang kami datangi untuk meninjau TKP dan mengambil sampel dari aliran sungai atas, bawah, dan tengah,” ungkapnya.

Sampel yang diambil tersebut akan dikirim ke Unilab Jakarta untuk diuji. Hasil uji baru keluar sekitar satu bulan, sehingga selama menunggu hasilnya, pemerintah akan melakukan mediasi terhadap empat perusahaan yang dilewati aliran Sungai Sampit.

Irawati menuturkan, pihak perusahaan pada dasarnya siap membantu, karena tercemarnya air sungai sangat berdampak terhadap kelangsungan hidup masyarakat di wilayah tersebut.

”Tapi belum jelas, apakah itu dampak karena limbah atau apa, kami akan tunggu hasilnya setelah satu bulan. Perusahaan siap membantu, karena masyarakat rata-rata di sini adalah nelayan tradisional. Jadi, mereka bukan meminta uang, tapi melalui CSR-nya, mereka minta bantuan agar bisa dibantu. Misalkan selama mereka tidak bisa bekerja, mohon diperhatikan agar bisa lagi menghidupi keluarganya,” ujarnya.



Pos terkait