Sebanyak 27 Desa di Kotim masih Kebanjiran

Bupati Minta Agar Bantuan Terus Disalurkan

Bupati Kotim Halikinnor,bantuan banjir,BPBD Kotim,banjir,banjir kotim,banjir indonesia
PASAR MURAH: Bupati Kotim Halikinnor ketika memulai kegiatan pasar murah di Kota Sampit dalam rangka mengatasi inflasi, belum lama tadi.(dok.radarsampit)

SAMPIT,RadarSampit.com-Banjir di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum benar-benar surut. Masih banyak warga yang terdampak musibah tersebut. Bupati Kotim Halikinnor pun, meminta agar bantuan bagi warga terdampak banjir bisa terus disalurkan.

Dikatakannya, langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim saat ini dengan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir,  sebagai upaya untuk meringankan beban hidup mereka yang sedang berada dalam kesulitan.

Bacaan Lainnya

“Saya minta bantuan untuk warga terdampak banjir didistribusikan semua, jangan sampai ada warga yang kelaparan,” tegasnya.

Halikinnor  menyatakan, dirinya telah menghubungi Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran terkait hal ini,  dan gubernur menginstruksikan agar warga yang terdampak banjir dan warga yang tidak mampu terus dikirimi bantuan.

“Pak gubernur instruksikan kepada kita supaya kirim terus bantuan, baik yang korban banjir maupun warga yang tidak kena banjir, tapi tidak mampu,” sebutnya.

Baca Juga :  Hanjalipan Banjir, Sekolah Terpaksa Tunda PTM

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, kondisi banjir di Kotim hingga 17 Oktober 2022, ada 8 kecamatan yang terdampak. Yaitu Kecamatan Mentaya Hulu, Kecamatan Parenggean, Kecamatan Telaga Antang, Kecamatan Tualan Hulu, Kecamatan Kotabesi, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Telawang, Kecamatan Cempaga Hulu. Dari 8 kecamatan tersebut ada 27 desa yang masih terdampak banjir.

Melihat kondisi tersebut, setiap kali musim penghujan melanda Sampit sejumlah kecamatan akan terdampak banjir, Halikinnor berharap untuk jangka panjang yang dilakukan pemerintah adalah dapat melakukan relokasi warga ke wilayah dengan dataran yang lebih tinggi. Namun menurutnya, karena anggaran yang terbatas sehingga tidak seluruh warga yang terdampak banjir dapat direlokasi sekaligus.

“Kalau memindahkan warga dengan jumlah yang cukup banyak, jujur anggaran kita tidak mampu. Kedua,  kita ada contoh di Desa Hanjalipan,  warga banyak yang tidak mau pindah, karena sudah terbiasa dengan banjir,” paparnya.



Pos terkait