Sejumlah Sekolah di Pangkalan Bun Jadi Korban Penipuan  

penipuan jajan
Ustaz Abdurahman menjadi korban penipuan salesman dengan modus menawarkan jajanan, baru-baru ini. (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Warga Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), diminta untuk mewaspadai praktik penipuan dengan modus menawarkan berbagai jajanan (snack) dalam toples.

Informasi yang dihimpun, pelaku yang terdiri dari tiga orang sudah menyambangi beberapa sekolah dan pondok pesantren di Kobar untuk melancarkan aksi tipu-tipunya. Tiga lelaki itu selalu menggunakan mobil jenis APV hitam.

Bacaan Lainnya

Bukan hanya di Kobar, ternyata pelaku sudah terlebih dahulu beraksi di Kabupaten Seruyan dan lainnya di Kalimantan Tengah. Hal ini diketahui dari ramainya komentar netizen atas aksi penipuan para pelaku.

Terakhir aksi penipuan mereka lakukan di Pesantren Miftahul Ulum, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan.  Awalnya pelaku yang belum diketahui identitasnya itu menawarkan jajanan kepada santri dan pemilik kantin di pesantren.

Baca Juga :  BPJS Ketenagakerjaan Lakukan Monev Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Salah satu pengajar di Pesantren Darul Ulum yang menjadi korban Ustaz Abdurrahman menceritakan, saat akan wudhu, dia dipanggil oleh para pelaku yang mengaku sebagai sales jajanan.

“Karena ada kegiatan di dalam, saya temui mereka di halaman, dan saya ditawari bermacam-macam snack. Mereka meminta saya memilih-milih snack yang ada dalam toples,” ujarnya.

Pelaku berjanji bahwa barang yang jual tersebut bila tidak laku maka dapat dikembalikan. Mereka yang akan mendatangi pesantren lagi. Kemudian para pelaku mencatat barang yang diambil di selembar nota dengan jumlah enam toples.

Tanpa sadar Ustaz Abdurahman menyerahkan uang jutaan rupiah untuk enam  toples snack yang ia ambil, sampai pelaku pergi ia baru menyadari bahwa ia telah menjadi korban penipuan.

“Saya diingatkan oleh kepala sekolah bahwa saya telah tertipu di pasaran 6 toples hanya Rp 200 ribu, tapi saya bayar sebesar Rp1,6 juta,” terangnya. (tyo/yit)

 



Pos terkait