Menengok Permukiman Mantan Anggota Gafatar di Sukamara
Di Desa Karta Mulia, Kabupaten Sukamara terdapat sebuah permukiman eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Tahun 2016 silam, Pemerintah Kabupaten Sukamara memutuskan menerima mereka tetap tinggal di wilayah itu.
FAUZIANNUR, Sukamara
Tahun 2016 silam menjadi titik balik mantan anggota Gafatar. Setelah ajaran dan organisasinya dilarang dan dibubarkan, mereka mencari tempat tinggal dan di antaranya memilih di Sukamara. Dari data yang tercatat di pemerintah, ada sekitar 13 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 42 jiwa, terdiri dari dewasa dan anak-anak.
Mereka membangun permukiman di Desa Karta Mulia, sebuah desa di pinggiran Kota Sukamara. Lokasi itu bisa dicapai dari Kota Sukamara sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor. Di lahan yang dibeli dari warga, mereka membangun sekitar delapan unit rumah. Di sanalah, mereka memulai hidup baru.
Setelah mendapat izin tinggal di wilayah Sukamara tahun 2016, koran ini sempat menyambangi kediaman mereka. Saat itu mereka sudah mulai membaur dengan masyarakat. Sebagian bekerja bercocok tanam, sebagian lagi mencoba peruntungan nasib dengan berjualan penganan keliling, maupun buruh tani di kebun warga.
Setelah sekian lama, koran ini kembali berkunjung ke permukiman mereka, Senin (15/3). Ternyata mereka sudah tidak ada lagi. Satu per satu mantan anggota eks Gafatar itu meninggalkan permukiman yang dulu mereka bangun. Dari delapan rumah, kini tersisa tiga rumah saja dan hanya satu rumah berpenghuni. Itu pun warga yang sudah membeli lahan dari mereka. Rumah dan kebun yang tak berpenghuni terlihat terbengkalai dan tak terawat lagi.
”Sekarang mereka sudah tidak ada. Hanya saya sendiri tinggal di sini dan baru menempati setahun lalu. Tanah dan rumah ini sudah kami beli,” cerita seorang ibu yang tinggal di salah satu rumah yang tersisa.
Informasi lain yang diperoleh dari warga, mantan anggota Gafatar meninggalkan Sukamara tak serentak. Terakhir sekitar tahun 2018 masih tersisa sekitar tujuh jiwa bertahan. Mereka masih bertani dan berkebun. Hingga sebelum Pilpres 2019, mereka diketahui sudah tak ada tinggal lagi di sana.