Serunya Perang Air Warna-Warni di Tengah Sungai Jelai selama Tiga Hari

Tradisi Warga Sukamara Meriahkan Hari Lebaran

Perang Air Warna-Warni di Tengah Sungai Jelai selama Tiga Hari
JADI HIBURAN: Warga melakukan perang atau lempar air warna-warni di Sungai Jelai, Kabupaten Sukamara, di sore hari saat Lebaran. (FAUZIANNUR/RADAR SAMPIT)

Berbagai cara dilakukan warga untuk memeriahkan Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah. Di Sukamara ada tradisi unik warga menyambut datangnya hari kemenangan tersebut, yakni menggelar perang air di sungai Jelai. Tradisi yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut itu menjadi hiburan gratis warga.

FAUZIANNUR, Sukamara

Bacaan Lainnya

Sore hari sekira pukul 4 sore, ba’da Ashar di hari Lebaran, bibir Sungai Jelai mendadak ramai dikunjungi warga. Mereka ingin melihat keseruan perang air di tengah sungai. Anak-anak dan para remaja nampak bersiap ikut ambil bagian dalam perang tersebut. Masing-masing kelompok mempersiapkan air berwarna-warni yang dibungkus dengan plastik transparan.

Sebagian dari mereka ada yang siap melempar dari bibir sungai. Sebagian lagi ada yang hilir mudik menggunakan perahu mesin kecil atau kelotok dan speedboat.

Setiap lewat, kelompok yang berada di bibir sungai langsung melempar dengan kantung air. Begitu pula mereka yang di atas kelotok, langsung membalas. Gelak tawa dan sorak sorai seketika terdengar jika kantung air mengenai sasaran.

Baca Juga :  Cara Pemkab Sukamara Terus Kembangkan Objek Wisata

Kegiatan itu merupakan ungkapan kegembiraan sekaligus ajang silaturahmi warga. Meski saling lempar, tak ada saling emosi dan caci maki. Mereka terlihat bergembira sembari hilir mudik menggunakan kelotok (perahu mesin kecil).

”Cukup menghibur melihat mereka saling lempar. Lucu dan seru menontonnya,” kata Siswanto, warga yang sedang asyik menonton bersama istri anaknya.

Lantas bagaimana acara perang air tersebut bisa menjadi sebuah tradisi? Menurut kisah Amri, salah seorang sesepuh warga Sukamara, tradisi perang air terbilang baru dilakukan. Dulunya merupakan sebuah tradisi perlombaan antarwarga Kelurahan Mendawai dan Kelurahan Padang. Perlombaan tersebut biasa digelar warga saat merayakan Hari Raya Idulfitri maupun Iduladha.

”Lempar air ini baru-baru saja. Bahari (dahulu kala, Red), berlomba mengambil bendera. Pemenangnya mendapatkan berbagai hadiah dan dibagikan malam harinya,” tutur Amri.

Apa pun tradisi yang masih ada sekarang, lanjutnya, patut dipertahankan dan dilestarikan, sehingga menjadi ciri khas Kota Sukamara. ”Tanpa adanya dukungan dari pemerintah daerah, pasti tradisi terkubur oleh zaman,” ujarnya. (***/ign)



Pos terkait