Setiap Hari Terjadi Tiga Juta Serangan Siber

Ransomware, Kejahatan Siber Yang Kerap Memeras Korbannya
Ilustrasi serangan siber

JAKARTA, radarsampit.com – Lembaga AwanPintar.id kembali melansir data serangan siber di Indonesia. Kali ini data yang dipaparkan adalah periode semester II (Juli-Desember) 2023.

Hasil pemantauannya serangan siber di periode kedua 2023 semakin menjadi-jadi.

Bacaan Lainnya

Pendiri AwanPintar.id Yudhi Kukuh mengatakan serangan siber itu tidak hanya berasal dari luar negeri. Tetapi ada juga yang berasal dari dalam negeri. Namun serangan siber dari dalam negeri, ada kalanya dilakukan oleh peretas dari luar negeri.

’’Mereka hanya memanfaatkan IP address di Indonesia,’’ katanya di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Kukuh mengatakan rekapitulasi mereka selama semester II 2023 menyebutkan total serangan mencapai 685 juta kasus lebih. Serangan terbanyak ada di bulan September, yaitu mencapai 275 jutaan kasus. Dia menjelaskan menempatkan sejumlah perangkat atau sistem kolektor dengan IP publik. Sehingga bisa mendeteksi serangan secara riil time.

Dia juga menjelaskan terjadi tren baru dalam serangan siber tersebut. Kukuh mengatakan pada periode sebelumnya, serangan yang dilancarkan cenderung untuk mengetahui lubang-lubang kebocoran sistem IT. ’’Sedangkan sekarang trennya sudah berupaya masuk ke sistem IT,’’ katanya.

Baca Juga :  Tiap Satu Jam Terjadi Setengah Juta Serangan Siber

Namun Kukuh mengatakan sistem mereka tidak bisa mendeteksi seberapa besar kesuksesan dari upaya serangan siber itu untuk masuk ke sebuah sistem IT. ’’Umumnya hanya 20 persen (dari percobaan yang berhasil membobol sistem,’’ katanya.

Dia menegaskan secanggih apapun sistem keamanan sebuah perangkat IT, tidak ada yang 100 persen bebas dari ancaman.

Karena itu upaya update sistem secara berkala adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Supaya dapat mencegah serangan siber bisa sampai masuk ke sebuah perangkat IT.

Pada kesempatan itu Kukuh juga menjelaskan soal serangan spam dan malware. Dia mengatakan serangan spam dan malware itu umumnya masuk lewat email. Dari metode deteksi yang mereka lakukan, jumlah spam dan malware yang masuk ke email bisa sampai 15,72 persen.

Kukuh mengatakan sejatinya antara spam dan malware adalah berbeda. Spam biasanya pesan berantai yang dibuat untuk promosi oleh sebuah perusahaan komersial.



Pos terkait