Susi menekankan, prokes harus benar-benar diperketat. Sebab, dia menilai saat ini warga sudah mulai abai. Bahkan, penularan belum tentu terjadi di sekolah. Bisa saja terjadi di rumah atau lingkungan tempat tinggal.
”Mungkin saat bermain tidak pakai masker lagi. Pulang sekolah tidak cuci tangan, sehingga bisa tertular. Saat pengambilan sampel di sekolah ternyata positif,” katanya.
Sementara itu, kasus Covid-19 yang terjadi di Kotim terjadi peningkatan. Hingga kini warga Kotim yang terkonfirmasi tercatat sebanyak 78 orang. Lima di antaranya dirawat di RSUD dr Murjani Sampit. Bahkan, ada tambahan satu warga Kecamatan Mentaya Hilir Utara yang terkonfirmasi positif melalui tes PCR, meninggal dunia, setelah sebelumnya menjalani perawatan di RSUD dr Murjani Sampit selama sepuluh hari.
”Pasien meninggal dunia usianya 42 tahun dengan komorbid. Jadi, karena terkonfirmasi positif, pemulasaran jenazah dilakukan dengan prokes Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi. (yn/ign)