Tahun Baru Islam: Saatnya Hijrah dari Gaya Hidup Tidak Sehat!

prima trisna aji
Prima Trisna Aji, Dosen Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih lanjut, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kemenkes juga mencatat angka obesitas yang tinggi: sekitar 23,4 persen untuk orang dewasa umur 18 tahun ke atas.

Kalau zaman dahulu kasus obesitas atau kelebihan berat badan dialami pada kasus lanjut usia tetapi fakta sekarang ini sangat mencengangkan dimana obesitas juga menghinggapi kelompok usia produktif.

Bacaan Lainnya

Data lain dari jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan pada Maret 2025 pada Journal Nasional Indonesia memperlihatkan bahwa angka obesitas di DKI Jakarta bahkan mencapai hampir 48 persen pada 2023, salah satu yang tertinggi secara nasional. Kondisi ini memperlihatkan besarnya tantangan: obesitas bukan lagi persoalan individual, melainkan masalah kesehatan publik yang membutuhkan intervensi sistematis dan lintas sektor.

Baca Juga :  Begini Kebijakan Terkait Perayaan Natal dan Tahun Baru di Kotim

Dari ketiga jurnal penelitian tersebut menunjukkan hasil penelitian yang sama, bahwa semakin tahun Tingkat obesitas dinegara Indonesia tidak semakin menurun tetapi terus meningkat sangat tajam.

Hijrah Sebagai Aksi Nyata untuk Perubahan Hidup

Hijrah sejatinya adalah panggilan abadi untuk perbaikan diri. Ini bukan sekadar bagian dari sejarah Nabi Muhammad Rasulullah SAW, melainkan juga sebuah ajakan untuk meninggalkan hal-hal yang membahayakan tubuh dan jiwa. Dalam konteks hari ini, hijrah dapat dimaknai sebagai pergeseran dari gaya hidup pasif, konsumtif, dan tak terkontrol menuju kebiasaan yang lebih sehat, aktif, dan penuh kesadaran.

Agama Islam telah memberi teladan gaya hidup sehat sejak awal kemunculannya. Agama Islam sudah memberikan pedoman hidup sehat dari zaman agama Islam diperkenalkan oleh para Nabi.

Rasulullah SAW menganjurkan pola makan sederhana dan seimbang, membiasakan tidur lebih awal dan bangun pagi, serta menjaga kestabilan emosi melalui ibadah seperti salat dan dzikir. Menariknya, praktik puasa sunnah di bulan Muharram kini terbukti secara medis bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh, memperbaiki metabolisme, dan menstabilkan kadar gula darah.

Baca Juga :  Kalteng Waspadai Peningkatan Covid-19 saat Natal dan Tahun Baru

Inspirasi dari Warga Jumapolo Karanganyar: Kisah Hijrah yang Menginspirasi



Pos terkait