Pertikaian berdarah akhirnya tak terelakkan. Korban tewas diduga dari kelompok Alpin Laurance, yakni Saudi (38). Ada pula Pani (40) yang dirujuk ke Palangka Raya. Adapun dari kelompok Hok Kim, Kartoyo, Deni, dan Cuncun harus dirawat intensif di RSUD dr Murjani Sampit. Mereka langsung dirujuk dari RSUD Pratama Parenggean karena kondisinya cukup parah.
Cuncun mengalami luka bacok dan tebasan di wajah, lengan, hingga punggung. Sementara Kartoyo luka di sekitar leher, tangan kiri hampir putus, dan luka di beberapa bagian tubuh lainnya. Selanjutnya, Deni, mengalami luka bahu kanan sedalam 10 sentimeter, bacokan di kepala, sobekan di tangan kanan dan kiri, serta luka pada bagian perut.
Seorang kerabat korban yang hadir di RSUD Murjani Sampit mengatakan, kondisi korban sudah mulai membaik sejak ditangani. Pihak keluarga korban yang masih berada di IGD hingga siang mulai irit bicara. Mereka tampak sibuk menjaga kerabatnya yang masih terbaring di ruang perawatan tersebut.
Terpisah, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, insiden tersebut menjadi perhatian dan atensi pihaknya. Tim Polda Kalteng sudah dikerahkan ke Kotim,” ujarnya.
Erlan menegaskan, personel masih melakukan proses penyelidikan. Selain itu, melakukan pengawasan menjaga ketat para korban.
Erlan meminta masyarakat menjaga situasi kamtibmas dan tak melakukan perbuatan tindak pidana. ”Jika ada sengketa lahan, bisa melalui aturan hukum. Bukan dengan cara bentrok, apalagi sampai kehilangan nyawa dan luka-luka,” tegasnya. (ang/daq/ign)