Ternyata Pihak yang Berseteru di Desa Pelantaran Ini Masih Satu Keluarga

Bentrok Berdarah Diawali Dugaan Pencurian Sawit

ilustrasi bentrok
ilustrasi ( jawa pos)

SAMPIT, radarsampit.com – Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor menyesalkan kejadian berdarah di lahan sengketa perkebunan di Desa Pelantaran. Dua pihak yang bertikai, Hok Kim dan Alpin Laurence, diminta tak mengorbankan masyarakat dalam konflik berkepanjangan tersebut.

”Saya sudah minta kepada masyarakat, jangan ikut-ikutan. Itu sebenarnya urusan bersaudara. Persoalan itu masalah keluarga, tetapi kenapa mereka membawa-bawa pihak lain juga,” kata Halikinnor, Selasa (12/9/2023).

Bacaan Lainnya

Seharusnya, kata Halikinnor, persoalan internal keluarga itu bisa diselesaikan secara bijaksana oleh dua kubu yang bertikai. Bukan justru membuat suasana tidak kondusif di daerah tersebut hingga akhirnya masyarakat yang jadi korban.

”Ikuti proses hukum yang berjalan. Dalam kejadian itu, ada juga orang dari luar daerah, bukan warga Pelantaran itu sendiri. Kami mendukung penegakan hukum yang dilakukan aparat kepolisian,” tegasnya.

Baca Juga :  Aksinya Terekam CCTV, Tiga Pencuri Uang Kotak Amal Dibekuk Polisi

Sementara itu, sengketa di areal perkebunan tersebut beberapa kali sempat berujung bentrok antarkubu. Namun, selalu bisa diredam setelah aparat menurunkan pasukan ke lokasi. Akan tetapi, bentrok berdarah akhirnya pecah Senin (10/9) lalu, hingga satu orang tewas dan lainnya luka berat

Informasi dihimpun Radar Sampit, awal mula kejadian ketika pihak Hok Kim alias Acen  melakukan patroli di wilayah kebun. Mereka menemukan indikasi pencurian buah kelapa sawit. Ada sembilan mobil dan pikap di lokasi itu.

Mereka lalu mencari kelompok yang diduga akan melakukan aksi panen. Tak berselang lama, anak buah Hok Kim akhirnya menangkap terduga pelaku pencurian beserta pikapnya. Dalam pikap itu ada buah sawit yang dimuat dari kebun yang tengah sengketa.

Selanjutnya, tiga anak buah Hok Kim yang melakukan penangkapan, yakni Deni, Kartoyo, dan Cuncun, berniat membawa mobil tersebut ke pos penjagaan dan menurunkan buah hasil curian itu .

Mereka meminta orang yang diduga anak buah Alpin Laurence tersebut keluar lokasi dengan mobil kosong. Namun, tanpa disangka terjadi perlawanan. Jumlah mereka terus bertambah hingga mencapai 50 orang di lokasi. Adapun dari kubu Hok Kim hanya enam orang.



Pos terkait