Terungkap Berkat Keberanian Guru Kelasnya

Kasus Penganiayaan Anak Dilimpahkan ke Polres Kobar

pengaianyaan anak
PENGANIAYAAN: Kapolsek Pangkalan Banteng Iptu Faisal Firman Gani saat menginterogasi awal pelaku penganiayaan anak di Mapolsek Pangkalan Banteng, Rabu (25/8). (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BANTENG-Kasus kekerasan anak kandung dilimpahkan ke Unit Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kotawaringin Barat. Selain itu korban juga mendapat pendampingan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kotawaringin Barat.

Kapolsek Pangkalan Banteng, Iptu Faisal Firman Gani mengatakan bahwa kasus penganiaan anak kandung (kekerasan anak) telah dilimpahkan ke Unit PPA Polres Kobar setelah penanganan awal di Mapolsek Pangkalan Banteng.

Bacaan Lainnya

“Setelah penanganan awal, termasuk penangkapan pelaku, kasus ini kita limpahkan ke Polres Kobar. Hal ini dilakukan agar penanganannya lebih intensif mengingat korban perlu penanganan baik fisik maupun mental untuk menghilangkan trauma akibat penyiksaan yang dilakukan ayah kandungnya,” terang Kapolsek, Kamis (26/8).

Sedangkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kotawaringin Barat, Agus Basrawiyanta mengatakan bahwa pihaknya telah menemui nenek korban dan juga telah ada konsultasi terkait pendampingan lanjutan agar korban bisa segera pulih baik fisik maupun mental.

Baca Juga :  Parkiran Pasar Indrasari Pangkalan Bun Kumuh dan Becek 

Penelusuran Radar Pangkalan Bun, kasus penganiayaan anak yang terbilang sadis ini bisa terungkap dan berlanjut ke aparat Kepolisian berkat kenekatan wali kelas korban, Devi Anggraenie. Dia tetap kekeh ingin mengungkap kejadian itu meski selama ini pelaku (ayah korban) dikenal sebagai preman kampung dan juga residivis kasus pencurian dan kekerasan.

Menurut penuturan guru kelas dua Sekolah Dasar (SD) ini, saat itu dia curiga dengan gerak-gerik korban yang tidak seperti biasanya. “Hari itu (Rabu, 25/5/2021) di kelas saya memang ada pertemuan terbatas untuk mengumpulkan tugas secara bergantian di sekolah,” katanya.

Keanehan sikap dan perilaku korban sangat jelas terlihat ketika akan pulang dari pertemuan tersebut. Saat itu Devi melihat korban berjalan sedikit pincang. “Langsung saya hampiri, saya tanya kenapa jalannya pincang. Awalnya mengaku terjatuh saat main,” lanjutnya.

Seketika itu, Devi langsung menyingkap bagian bawah celana korban dan terlihat kaki bagian bawah (betis) lebam membiru, seperti bekas terkena benturan. Saat ditanyakan terkait kondisi kakinya itulah korban mulai mengaku bahwa memar itu akibat diinjak oleh ayahnya. “Setelah mengaku itu, saya coba buka masker korban karena bicaranya kurang jelas. Dan ternyata di wajahnya juga terdapat ada lebam-lebam membiru, selain itu terlihat dua giginya terlepas,” ceritanya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *