SAMPIT, radarsampit.com – Pemeriksaan gigi dan tulang oleh tenaga kesehatan di RSUD dr Murjani Sampit kepada balita perempuan yang diduga dibuang, menunjukkan tanda-tanda kesehatan semakin membaik.
”Hasil dari bonenya (tulang, Red) setara dengan usia 12 bulan dan untuk hasil pemeriksaan giginya diperkirakan usianya 20-30 bulan,” kata Yulia Nofiany, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr Murjani Sampit, Jumat (3/11/2023).
Sudah tiga hari balita yang ditemukan warga di Jalan Ir Soekarno itu menjalani perawatan di Ruang Isolasi-Asoka RSUD dr Murjani Sampit. Tubuh balita mungil ini masih terlihat kurus dengan bobot 7,8 kg. Dari pemeriksaan rontgen, paru-paru balita mengalami flek.
”Memang gambarannya parunya tidak bagus, apakah itu karena mal nutrisi atau karena sakit jadi mal nutrisi ini dua hal yang berbeda. Jadi, proses perawatannya akan panjang,” kata Yulia.
Terkait orang tua yang mengaku kehilangan anak dengan melihat ciri-ciri yang mirip, menurut Yulia, rupa balita bisa saja mengalami perubahan seiring masa pertumbuhan dan waktu.
”Kalau rupa itu subjektif. Kami juga terkendala peralatan karena tidak bisa mengukur usianya. Karena itu, apabila ada orang tua yang mengaku kehilangan merasa memiliki kesamaan pada anaknya yang hilang, tetap perlu pemeriksaan tes DNA,” ujar Yulia.
Apabila kondisi balita perempuan dinyatakan sehat, dapat dilakukan pemeriksaan Tes DNA untuk lebih meyakinkan apakah benar pasangan suami istri ataupun pihak keluarga yang mengaku kehilangan anak dua tahun lalu itu benar anaknya yang selama ini hilang atau bukan.
”Tes DNA hanya bisa dilakukan di Jakarta. Biayanya kalau dari permintaan masyarakat sekitar Rp8 jutaan. Untuk alur permohonannya tetap harus lapor ke Polres Kotim, karena pihak kepolisian yang sebelumnya menangani kasus anak hilang seperti yang disangkakan tersebut,” ujarnya.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, balita tersebut didampingi Dinsos Kotim. Pegawai Dinsos berjaga setiap hari secara bergantian, mencoba mengajaknya bermain dan memberinya makanan dan minuman.