”Saya langsung bertemu dengan adik ini beserta Kadis Pendidikan, tepatnya di SMPN 2. Saya berikan sepeda dan uang untuk dia di kantin makan sehari-hari yang dititipkan dengan wali kelas,” ujar Fairid.
Fairid menambahkan, selain dirinya, guru-guru di sekolah juga sering urunan membantu. Apabila bercerita ibunya, Dede selalu meneteskan air matanya.
”Saya tawarkan untuk berangkat ke Jakarta pada hari libur sekolah didampingi dari pihak sekolah. Ternyata tidak mengetahui alamat ibunya. Untuk itu, saya meminta agar mencari informasi dan bisa bertemu ibunya setelah sebelas tahun lamanya,” kata Fairid.
Fairid berpesan, apabila Dede sampai tidak sekolah, semua pemberian itu akan dicabut. Dia juga berpesan kepada seluruh orang tua agar jangan sampai anak tidak mendapatkan pendidikan.
”Apabila ada saudara kita perlu perhatian, jangan di-bully, tetapi bantulah mereka. Karena sesusah hidup kita, pasti masih ada yang lebih susah. Saya lihat anak ini merindukan perhatian dari seorang ibu. Maka beruntunglah kita yang masih mendapatkan perhatian orang tua serta masih bisa bersekolah,” kata Fairid.
Kepala SMPN 2 Palangka Raya H Muhammad Ahmadi mengatakan, pihaknya juga terus memantau Dede. Bahkan, ada beberapa guru yang ingin menjadikan Dede anak asuh dan juga memberikan bantuan.
”Kami melalui wali kelas terus memantau Dede, karena dia tinggal sendiri di Palangka Raya. Alhamdulillah sudah ada kakaknya datang menemani. Dari Jakarta balik ke sini. Selama ini dia tinggal sama ayahnya, tetapi ayahnya sering kerja luar daerah,” katanya. (daq/ign)