Kondisi semakin berat karena Yayasan Annida Qolbu juga harus menjalankan operasional sekolah TK dan SD. Muridnya mayoritas anak-anak yatim piatu dari panti asuhan dan lingkungan sekitar.
”Dulu harapannya, 50 persen siswa merupakan keluarga yang mampu, sehingga bisa ada subsidi silang. Kenyataanya semua siswa dari keluarga tidak mampu. Akhirnya tidak ada pemasukan. ”Kami berharap pemerintah daerah memberi bantuan kepada anak-anak kami,” ujarnya. (yit)