“Balalayah” Bawa Hendra Lesmana Masuk Nominasi Anugerah Kebudayaan PWI

Hendra Lesmana Masuk Nominasi Anugerah Kebudayaan PWI
SUNYI: Sejumlah kawasan di Kabupaten Lamandau sunyi senyap saat penerapan lockdown berbasis kearifan lokal selama 12 jam, Kamis (8/7) (ISTIMEWA/RADAR KOTAWARINGIN)

Hal ini menunjukkan sekaligus bukti bahwa kebudayaan daerah itu memiliki “harta karun kultural” tersembunyi, yang seringkali dilupakan oleh pemiliknya sendiri, maupun pengambil keputusan yang nir kebudayaan.

“Beruntung bagi kepala daerah yang menyadari harta karun kulturalnya itu. Sehingga pada saat terjadi pandemi, tinggal memadukan dengan prokes dan vaksinasi, serta berbagai aplikasi berbasis teknologi, untuk melawan Covid-19. Sekaligus untuk mewujudkan perilaku baru di berbagai bidang sosial budaya, ekonomi, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain,” sebutnya.

Selaku Penanggung Jawab HPN 2022, Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari menyambut baik terpilihnya 10 nominasi Anugerah Kebudayaan PWI (AK-PWI) tersebut. Sebagai bagian dari keseluruhan proses yang telah berlangsung sejak September 2021 lalu, hingga puncak HPN, 7-9 Februari 2022 nanti di Kendari, Sulawesi Tenggara mendatang.

“Anugerah Kebudayaan PWI hanya salah satu dari sekian banyak mata acara HPN 2022, yang juga sedang berproses. Dalam bentuk konvensi, seminar, bakti sosial, klinik jurnalisme, penganugerahan, hingga penanda tangangan kerja sama,” tandas Atal.

Baca Juga :  Ratusan Pegawai Bandara Divaksin

Diketahui bahwa kegiatan adat tolak bala atau Balalayah yang digelar di seluruh wilayah Kabupaten Lamandau secara serentak pada bulan Juli lalu, saat kasus Covid 19 sedang berada di puncak penularannya telah terbukti efektif menekan angka penularan Covid 19. “Lockdown” kearifan lokal Lamandau  tersebut berhasil.

Cara yang dipilih Pemkab Lamandau yaitu dengan mengolaborasikan nilai-nilai kearifan lokal “Warisan Nenek Moyang” dan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini dinilai sebagai suatu kejelian dalam melawan wabah. Serta dinilai sebagai salah satu bentuk ikhtiar yang dianggap efektif dalam memperjuangkan kesehatan masyarakat berbasis kebudayaan di era adaptasi kebiasaan baru.

Selama 12 jam seluruh wilayah Kabupaten Lamandau sunyi senyap, Kamis (8/7). Mirip perayaan Nyepi di Bali. Sejak pukul 06.00-18.00 WIB semua aktivitas di luar rumah ditiadakan. Jalanan lengang, hanya mobil patroli polisi, ambulans, dan petugas penanganan Covid-19 saja yang melintas sesekali. Rumah-rumah warga tertutup rapat, warung dan pertokoan tutup.



Pos terkait