PALANGKA RAYA – Banjir yang mengepung Kota Palangka Raya terus meluas. Sebanyak 21 kelurahan terdampak banjir. Parahnya banjir kali ini juga mencatat sejarah, yakni warga dan pedagang di Pasar Kahayan yang terendam, melakukan aktivitas menggunakan perahu.
Sariman, pedagang Pasar Kahayan mengaku terpaksa tetap berjualan meski harus menggunakan perahu menuju lapaknya. Selama belasan tahun menjadi pedagang di pasar itu, baru kali ini dia menggunakan sarana transportasi sungai tersebut untuk beraktivitas.
”Belasan tahun dari awal buka Pasar Kahayan, tidak pernah banjir sedalam ini,” ujarnya, Rabu (17/11).
Pedagang lain, Nurdin berharap kondisi itu segera berlalu. ”Kami tetap berjualan walau menggunakan sampan dan basah-basahan. Semoga kondisi ini bisa berakhir dan pemerintah konsentrasi membantu masyarakat,” katanya.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abrianti mengatakan, banjir meluas hingga melanda 21 keluarahan. Kedalaman air naik sekitar 20 cm. Selain rumah, fasilitas publik dan tempat ibadah banyak terendam. Bahkan, ada akses jalan yang terputus, seperti di Kawasan Kelurahan Petuk Ketimpun.
Emi menuturkan, berdasarkan laporan harian, debit air terus meningkat. ”Kondisi saat ini, pengecekan terdampak banjir dari sisi kesehatan dan perbaikan infrastruktur,” katanya.
Emi melanjutkan, total warga terdampak banjir mencapai 11.127 jiwa. Terdiri dari 5.199 kepala keluarga dari 120 RT. ”Kami minta untuk waspada dan kami terus memantau debit air. Semoga bisa turun,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Sandi Alfadien Mustofa mengatakan, pihaknya terus melakukan patroli dan memantau kondisi saat ini. Pihaknya memaksimalkan pengamanan harta benda warga yang mengungsi. Apalagi ada laporan aksi kejahatan yang memanfaatkan situasi bencana dengan mencuri.
”Akan kami selidiki kasus tersebut. Kami juga akan lebih meningkatkan patroli agar tidak terulang kembali. Siapa saja memanfaatkan dan melakukan kejahatan di tengah situasi bencana untuk kepetingan pribadi, kami akan tindak tegas,” katanya.