PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Perjalanan bangsa Indonesia tak lepas dari peran santri. Ketika Indonesia memanggil, para santri tak pernah menolak dan selalu siap berjuang untuk bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Tengah Agustiar Sabran terkait momentum Hari Santri Nasional Tahun 2022. ”Melalui momen Hari Santri, mari mendoakan para pahlawan, terutama dari kalangan ulama, kiai, dan santri yang syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama. Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT,” ujarnya.
Hari Santri, lanjut Agustiar, merupakan momentum untuk mengenang jasa para santri yang ikut berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia. Dia mengharapkan para santri masa kini memperjuangkan kebenaran dan keadilan, serta menjaga nilai keberagamaan, persaudaraan, persatuan, dan kesatuan.
Agustiar menuturkan, santri merupakan teladan yang tercermin dari sikap bangsa yang teguh dalam menjalankan ajaran agama. Dengan demikian, santri bisa menjadi contoh dan panutan bagi para muda-mudi zaman sekarang dengan menjunjung akidah islamiyah, jangan sampai terpengaruh budaya negatif dari luar.
”Santri merupakan teladan dari sikap bangsa yang teguh menjalankan ajaran agama, sekaligus terdepan dalam bela negara. Terus berupaya menjadi manusia sejati serta mampu meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW. Terus mempelajari ilmu agama dan menumbuhkan kembangkan tradisi intelektual Tanah Air,” katanya.
Agustiar menambahkan, Hari Santri harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan.
Dia berharap Hari Santri Nasional bukan sekadar peringatan. Namun, harus ditindaklanjuti dengan kesiapan kualitas agar bisa berkiprah dalam dunia profesional, memimpin masyarakat, negara, pemerintahan, termasuk ilmu pengetahuan, dan teknologi.
”Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta Tanah Air,” katanya. (daq/ign)