Bikin Sertifikat Vaksin Palsu Tarif Rp 10 Ribu, Remaja Ini Terancam 12 Tahun Penjara

palsu
PALSUKAN KARTU VAKSIN: MP saat digiring petugas usai berhasil ditangkap lantaran memalsukan sertifikat vaksin palsu. (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Polresta Palangka Raya membongkar pembuatan kartu vaksin palsu. Dua pelaku diringkus dalam kasus tersebut. Ironisnya, pelaku pembuatan kartu vaksin palsu itu masih di bawah umur, 17 tahun.

Dua pelaku yang diciduk Sat Reskrim Polresta Palangka Raya adalah MP (25) dan SFH (17). Mereka diamankan bersama barang bukti berupa kartu vaksin yang sudah dicetak dan satu perangkat komputer bersama CPU.

Bacaan Lainnya

Kedua pelaku memiliki peran berbeda. MP merupakan mahasiswa pengguna kartu vaksin palsu untuk mengelabui petugas saat pemeriksaan di pos penyekatan, sedangkan SFH yang membuat kartu vaksin palsu.

Modus pemalsuan dilakukan dengan mengganti nama dalam surat vaksin asli dengan nama pelaku, MP, yang belum divaksin. Pemalsuan itu terbongkar saat petugas melakukan pemeriksaan melalui aplikasi dan diketahui kartu vaksin yang dipegang pelaku palsu.

Kasat Reskrim Polresta Palangka Raya Kompol Todoan Agung Gultom, Kamis (9/9), mengatakan, terungkapnya bisnis ilegal itu ketika pada Juni lalu, MP yang kuliah di Universitas Palangka Raya melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN). Salah satu syaratnya adalah kartu sertifikat vaksin Covid-19.

Baca Juga :  WADUH!!! Stok Vaksin di Kotim Mendekati Kedaluwarsa

MP yang tak memiliki kartu vaksin memutar otak. Ketika bertemu SFH, dia meminta remaja itu membuat kartu vaksin untuk syarat KKN dengan bayaran Rp 10 ribu. Keesokan harinya, kartu vaksin palsu itu dikirim melalui WhatsApp. Saat itu MP belum menggunakan kartu itu sebagai syarat KKN karena belum jelasnya jadwal kegiatan.

Pada Agustus, lanjut Gultom, MP mendapat informasi bahwa KKN akan digelar di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas. Namun, keberangkatan ditunda September. MP kembali menghubungi SFH, meminta dia mengirim lagi kartu vaksin palsu sebelumnya, karena kartu yang dikirim pertama tak bisa dibuka akibat memori ponselnya penuh.

Berbekal kartu vaksin palsu itu, MP berangkat KKN ke Desa Mambulau, Kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas. Ketika KKN selesai dan MP harus kembali ke Palangka Raya, dia tertahan di pos penyekatan pada Selasa (7/9) lalu. MP lalu menunjukkan kartu vaksin. Saat diperiksa registernya secara daring, kartu vaksin dengan namanya tak terdata.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *