”Menurut keterangan dari Manggala Agni yang pernah menggunakan, setelah dicampur air dengan perbandingan 1 liter racun api dengan 1.000 liter air, cairan akan menjadi busa bila disemprotkan. Busa ini menghalangi gambut mendapatkan oksigen. Apalagi di daerah yang sering terjadi kebakaran berulang-ulang, sehingga tidak mudah terbakar kembali,” katanya.
Berdasarkan pengalaman pihaknya di lapangan, semprotan air terkadang tidak begitu berdampak pada kepala api dan hanya lewat begitu saja. Namun, dengan cairan racun api, membuat lebih cepat mematikan api, sehingga diharapkan efektif dalam proses pemadaman api di lahan gambut.
”Sedang kami coba. Kalau memang efektif, akan kami coba menggunakannya di setiap operasi pemadaman kebakaran lahan,” katanya, seraya menambahkan, efek samping racun api hanya terasa gatal apabila mengenai kulit tangan. Namun, bisa dicuci menggunakan sabun untuk menghentikan efeknya.
Meski awalnya hanya berniat uji coba melakukan pendinginan di Jalan Pramuka, tak disangka saat itu terjadi kemunculan api di titik baru yang hampir mendekati permukiman warga. BPBD langsung melakukan pemadaman menggunakan racun api tersebut.
Di tengah gencarnya upaya pemadaman, hujan ringan kembali mengguyur Kota Sampit dan sekitarnya. Hal itu cukup membantu meredam api yang terus membara selama sebulan ini. Titik panas berkurang drastis dari sebelumnya mencapai ratusan titik, menjadi 12 titik, kemarin.
”Sudah dua hari ini hujan. Siang hari ini yang lumayan hujannya agak lama. Ini cukup membantu menurunkan titik panas berkurang menjadi 12 titik dan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) juga berkurang nilainya menjadi 65 PM 2,5,” kata Multazam. (hgn/yn/ign)