Selain itu, para pedagang juga diberikan informasi untuk tidak menggunakan wadah bekas sebagai kemasan makanan. Menutup makanan saat disajikan agar terhindar dari kontaminasi, dan tidak menggunakan kertas koran untuk melapisi atau membungkus makanan.
”Kami menyarankan kepada para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan saat mengolah dan menjual pangan, menyimpannya dengan wadah tertutup, serta menghindari penggunaan kertas koran sebagai alas makanan. Menariknya, banyak pedagang yang langsung mengganti kertas koran setelah diberikan edukasi, menunjukkan bahwa mereka menerima informasi dengan baik,” kata Astry.
Sebab, kata dia, risiko pengguna kertas koran bisa menyebabkan cemaran kimia dari tinta koran yang merupakan salah satu logam berat yang berbahaya bagi tubuh.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Abdurahman mengapresiasi meningkatnya kesadaran pedagang terhadap keamanan pangan.
”Takjil yang diambil sebagai sampel dipilih secara acak dan diuji langsung di lokasi antara pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Alhamdulillah, hasilnya menunjukkan bahwa seluruh takjil memenuhi syarat. Ini adalah tren positif yang menandakan semakin meningkatnya kesadaran pedagang dalam menggunakan bahan tambahan pangan yang aman,” jelasnya.
Abdurahman juga berharap tren ini terus berlanjut, sehingga masyarakat Kotim dapat menikmati takjil Ramadan dengan aman dan terjamin kualitasnya. (yn/ign)