Pabrik Pakan Ikan Pemkab Kotim Mulai Beroperasi, Harga Jual jadi Lebih Murah  

pabrik pakan ikan
PRODUKSI PAKAN: Bupati Kotim Halikinnor didampingi Kepala Diskan Kotim saat melihat proses produksi pengolahan pakan ikan pada saat peresmian bangunan unit produksi pakan, Januari lalu. Dok. YUNI/RADAR SAMPIT 

SAMPIT, radarsampit.com — Pabrik pakan ikan milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai beroperasi dan melayani permintaan pakan untuk pembudidaya ikan binaan Dinas Perikanan.

Meski produksi masih terbatas, kehadiran pabrik ini dinilai dapat meringankan beban biaya produksi para pelaku usaha perikanan di daerah.

Bacaan Lainnya

Produksi perdana yang sudah didistribusikan mencapai sekitar 300 kilogram. Pabrik yang berlokasi di Sentra Perikanan Terpadu Sijura, Desa Sei Ijum, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, tersebut diresmikan Bupati Kotim Halikinnor pada Januari lalu.

“Produksi pakan sudah mulai jalan, sementara ini baru melayani kelompok pembudidaya binaan kami,” kata Pengelola Kesehatan Ikan Ahli Muda Dinas Perikanan Kotim Fahrul Jainal Ilmi.

Fahrul menyebutkan, pakan yang diproduksi telah diuji di laboratorium Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan.

Baca Juga :  Bayar Utang BPJS dan TPP Belum Jelas Meskipun Dana Aspirasi DPRD Dipangkas

Hasilnya, kandungan protein pakan mencapai lebih dari 25 persen, sehingga layak digunakan. Uji coba pemakaian di kolam budidaya ikan patin pun menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pakan yang diproduksi saat ini berupa pelet tenggelam untuk ikan berumur sekitar tiga bulan. Harganya dipatok Rp8.500 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran yang selama ini memberatkan pembudidaya. Produksi pakan apung direncanakan menyusul setelah proses pengembangan teknologi dan perizinan selesai.

Menurut Fahrul, pabrik pakan ini didirikan atas instruksi Bupati Kotim Halikinnor sebagai bagian dari upaya pemerintah daerah menekan biaya pakan yang selama ini menjadi salah satu kendala utama pembudidaya.

“Kami ingin membantu masyarakat pembudidaya agar lebih sejahtera. Kalau biaya pakan bisa ditekan, keuntungan mereka bisa meningkat,” ujarnya.

Kendati demikian, Dinas Perikanan mengakui masih ada tantangan dalam keberlanjutan produksi, terutama terkait ketersediaan bahan baku seperti tepung ikan yang selama ini harus didatangkan dari luar daerah. Jika bahan baku bisa diproduksi di Kotim, harga pakan bisa ditekan lebih jauh.



Pos terkait