SAMPIT, radarsampit.com – Pekerjaan di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tak hanya fokus memadamkan api, tetapi juga melakukan evakuasi penyelamatan hewan yang dapat membahayakan dan meresahkan warga.
Pekerjaan menghadapi bara api tak cukup dengan memiliki fisik kesehatan yang prima, personel damkar juga harus dipastikan mengenakan alat pelindung diri (APD) karena pekerjaan ini sangat berisiko yang bisa saja mempertaruhkan nyawa. Salah langkah, salah bertindak, nyawa melayang.
“Personel kami biasa menghadapi risiko luka fisik saat berupaya memadamkan api. Akses jalan masuk yang sulit dari titik lokasi api dan peralatan di dalam bangunan yang terbakar serta atap yang bisa saja runtuh sangat berisiko membahayakan personel di lapangan, karena itu kami mengusulkan agar disediakan anggaran untuk pengadaan APD,” ujar Ati Maraahini, Plt Kepala Disdamkarmat Kotim, Rabu (5/2).
Usulan itu disetujui di tahun 2025, Disdamkarmat Kotim mendapatkan anggaran sebesar Rp 1,3 miliar yang digunakan untuk pengadaan 15 APD dengan kualitas dan perlindungan maksimal selama penanganan pemadaman kebakaran dan 30 APD untuk tindakan penyelamatan lainnya.
“Kami pilih yang kualitas APD yang terbaik. Memang jumlahnya tidak banyak, karena satu APD komplit itu harganya kisaran Rp 30 juta. Ada juga Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) alat bantu pernapasan bertekanan udara yang kami miliki ada dua, tahun ini ditambah 3 dan adapula pengadaan alat bongkar paksa untuk penanganan kasus orang kejepit atau terjebak,” ujarnya.
Selain itu, Disdamkarmat Kotim akan membuat animal shelter yang ditempatkan di markas komando Disdamkarmat Kotim yang berlokasi Jalan Bangkirai 2.
Animal shelter ini terbuat dari kaca semacam akuarium untuk menyimpan hewan yang telah dievakuasi terutama yang paling banyak hewan melata seperti ular.
“Animal shelter ini sangat diperlukan. Karena, selain laporan kebakaran bangunan dan lahan, personel kami paling sering menangani evakuasi penyelamatan hewan. Tahun 2024 saja ada 431 hewan yang dievakuasi. Dalam sehari, bisa 2-3 kali kejadian evakuasi hewan paling banyak ular, tawon dan biawak,” kata Ati.