Datangkan Ratusan Sapi Kurban dari Sulawesi 

sapi
BUKAN USAHA DADAKAN: Masrani menunjukkan sapi kurban yang didatangkan dari Sulawesi. Sapi dikandangkan di Jalan HM Arsyad, simpang Jalan Nanas IV, Sampit.

SAMPIT–Harga sapi kurban di Kota Sampit berada di kisaran Rp 17,5 juta hingga Rp 30 juta per ekor. Harga sapi menyesuaikan ukuran sapi. Semakin besar sapi, maka harganya semakin tinggi.

Salah satu pedagang sapi kurban Masrani mengatakan, harga sapi bervariasi. Harga sapi termurah yang dia jual yakni Rp 17,5 juta. Mayoritas sapi yang dijualnya didatangkan dari Sulawesi Selatan.

”Sapi sudah datang sejak 16 Mei lalu. Kami sengaja mendatangkan sapi lebih awal karena mengantisipasi lamanya proses perizinan,” kata Masrani.

Saat ini, dia sudah mendatangkan 175 sapi dari Sulawesi Selatan. Sapi tersebut sudah dikumpulkan dari para peternak kecil sejak bulan Ramadan lalu. Setelah sapi dikumpulkan, dia mengurus dokumen persyaratan yang menyatakan bahwa semua sapi dalam kondisi sehat. Kondisi sapi diuji di laboratorium untuk memastikan bebas dari berbagai penyakit. Setelah dokumen dari daerah asal lengkap, barulah dia mengurus rekomendasi ke DPM PTSP Provinsi Kalteng.

”Setelah semua dokumen persyaratan selesai, sapi baru boleh berlayar. Prosesnya panjang sehingga perlu persiapan lama juga. Kalau ngurusnya dadakan, kita khawatir tidak sempat jualan,” ujar Masrani.

Baca Juga :  Begini Upaya Pemkab Kotim untuk Bisa Jadi Penyangga Pangan IKN

Berbagai risiko dihadapi pedagang sapi kurban. Misalnya sapi mengalami kelelahan selama perjalanan dari Sulawesi ke Sampit. ”Perlu waktu empat hari perjalanan dari Sulawesi hingga Sampit. Dari ratusan sapi, ada tiga sapi yang tidak bisa bertahan sehingga kami sembelih,” ujar Masrani.

Selama sapi bisa bertahan hidup sampai tujuan, maka kerugian bisa ditekan. Kerugian besar terjadi jika sapi tidak mampu bertahan dan mati di perjalanan. ”Kalau sampai mati di perjalanan, dibuang. Karena tidak bisa dikonsumsi lagi. Ini pernah saya alami tahun 2019, enam sapi mati dalam perjalanan,” ujarnya.

Sapi sudah tiba di Sampit meski hari raya Iduladha masih satu bulan lebih. Mau tidak mau Masrani harus merawat sapi hingga mendekati hari raya kurban. Makanan dan minuman harus disiapkan setiap hari demi menjaga kondisi sapi tetap bagus.

”Saya mempekerjakan 11 orang untuk merawat sapi ini. Setiap hari perlu rumput sebanyak dua pikap untuk pakan sapi. Lumayan besar biaya perawatan selama satu bulan,” ujarnya.



Pos terkait